Gebyar Kreasi PAUD se Kecamatan Argomulyo, Ajang Ekspresi Anak-Anak Gemilang
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Pendopo Kecamatan Argomulyo bergemuruh dengan tawa dan riang anak-anak PAUD se-Kecamatan Argomulyo, Salatiga.
Dalam kerjasama yang erat dengan HIMPAUDI, Bunda PAUD, dan Kecamatan Argomulyo, acara gebyar dan pentas seni PAUD berlangsung meriah, mengusung jargon “AKU BISA, KAMU BISA, KITA BISA”. Lebih dari 100 anak PAUD turut serta, menampilkan bakat dan kreativitas mereka.
Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB ini dibuka oleh Camat Argomulyo, Agus Wibowo. Hadir pula kepala Bidang PNF dan PAUD Dinas Pendidikan Kota Salatiga, para Lurah se-Kecamatan Argomulyo, Ketua HIMPAUDI, Bunda PAUD Kecamatan, dan Bunda PAUD Kelurahan.
Sejak awal, suasana penuh keceriaan dengan berbagai penampilan tarian dan seni kreatif lainnya. Anak-anak tampak sangat senang dan antusias, didampingi oleh orang tua yang juga turut menambah semarak acara.
Dalam sambutannya, Camat Agus Wibowo menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada HIMPAUDI sebagai panitia penyelenggara yang telah bekerja keras sehingga acara ini bisa terlaksana dengan baik.
“Kegiatan ini dimaksudkan sebagai ruang bagi anak-anak untuk berekspresi dan bermain secara positif, menampilkan potensi yang mereka miliki,” ujar Agus.
Ia juga menekankan bahwa pentas seni ini merupakan ajang pemenuhan hak anak untuk bermain, yang sering kali kurang terpenuhi karena kesibukan orang tua.
“Tentu saja ini adalah penyelenggaraan pertama, jadi kami mohon maaf atas segala kekurangannya,” tambahnya.
Ny. Tutik Setiowati, Bunda PAUD Kecamatan Argomulyo, juga mengungkapkan kegembiraannya. Ia merasa senang gagasannya mendapat respon positif dan melihat anak-anak sangat antusias.
“Terima kasih kepada para orang tua yang telah mendampingi anak-anaknya. Anak adalah aset tak ternilai dalam keluarga, jadi perhatikan pendidikan mereka dengan baik,” pesan Tutik.
Senada dengan itu, Ny. Siti Sundari, Penasehat HIMPAUDI, meminta dukungan dan doa dari semua pihak. Ia menyoroti pentingnya pendidikan usia dini yang belum termasuk pendidikan formal, padahal usia dini adalah masa “golden age”.
“Kami sangat berharap ada perubahan regulasi agar pendidikan usia dini diakui sebagai pendidikan formal sehingga mendapat perhatian lebih dari pemerintah,” tegasnya.(*)
Tinggalkan Balasan