HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Fokus Penanganan di Kandang Ternak, Disnakan Tutup Lima Pasar Hewan di Boyolali

 

BOYOLALI,harian7.com
– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui Dinas Peternakan dan Perikanan
(Disnakan) telah melakukan penutupan lima pasar hewan yang ada di Kabupaten
Boyolali imbas dari merebaknya penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan ternak.
Penutupan tahap kedua yang dimulai dari 11 Mei 2022 hingga 20 Juni 2022 ini
merupakan tahap penutupan yang kedua, setelah sebelumnya pada 27 Mei 2022
hingga 10 Juni 2022 juga telah dilakukan penutupan pasar hewan tahap pertama.


Dijelaskan
oleh Kepala Disnakan Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati bahwa dengan adanya
penutupan kelima pasar hewan yang ada di Kabupaten Boyolali, membuat pihaknya
dapat lebih berkonsentrasi melakukan penanganan PMK di kandang hewan ternak
masyarakat. Melalui sosialisasi, pihaknya berharap masyarakat sadar akan bahaya
PMK di hewan ternak yang terindikasi mengidap PMK.

 

“Kita
berikan pemahaman penyakit ini penularannya sangat tinggi. Kalau tidak
dilakukan penanganan secepatnya bagi salah satu sapi yang terindikasi akan
berpotensi menular kepada sapi yang lain atau kandang terdekatnya sehingga kami
mengajak seluruh masyarakat ini bersama-sama untuk kerjasama dengan kami,” kata
Lusi saat ditemui dalam acara sosialisasi pencegahan PMK di Balai Desa Madu,
Kecamatan Mojosongo, Selasa (14/6/2022).


Sosialisasi
penanganan yang dilakukan antara lain dengan menyampaikan laporan apabila
menemukan hewan ternak yang kurang sehat. Kemudian, masyarakat dihimbau untuk
melakukan disinfeksi kandang dua kali tiap hari. Hal tersebut merupakan langkah
pertama yang dapat dilakukan masyarakat. Selain itu, jajaran Disnakan Kabupaten
Boyolali menerjunkan tim reaksi cepat yang terdiri dari 22 penyuluh, 40 orang
dari Puskeswan, 77 orang inseminator dan jajaran anggota PMI Kabupaten
Boyolali.


Sosialisasi
PMK tersebut disambut baik oleh Kepala Desa Madu, Tri Haryadi. Menurutnya, dari
1000 ekor sapi didesanya dan 700- 800 ekor sapi suspek atau bergejala PMK dapat
kembali sehat. Sehingga harga jual sapi dapat normal kembali yakni di kisaran
Rp 70-80 juta per ton dan tidak merugi.

 

“Dengan
adanya PMK itu karena harga sapi sehat mestinya juga naik atau langka kemudian
yang terdeteksi untuk penyakit itu mestinya juga tidak bisa dijual. Akhirnya
peternak yang mengalami sapinya kena PMK jelas ruginya sangat besar,”
ungkapnya.

 

Merebaknya
PMK di Desa Madu ini turut dirasakan oleh peternak sapi perah setempat,
Triyanto. Dia mengatakan bahwa kini sapi miliknya mengalami penurunan produksis
susu yang hanya mampu menghasilkan 3-4 liter susu dari yang semula mampu
mencapai 15 liter.


“Untuk
para peternak sapi yang ada di wilayah kami itu hampir kerugiannya besar
sekali. dari pakan sudah mahal, terus kita kadang makan tidak habis otomatis
kebuang semua kerugian kami dari produksi susu dari biaya produksi itu besar,”
tuturnya.


Sebagai
tambahan informasi, kelima pasar hewan di Kabupaten Boyolali yang akan ditutup
yakni Pasar Hewan Jelok di Kecamatan Cepogo, Pasar Hewan Karanggede, Pasar
Hewan Kalioso di Kecamatan Nogosari, Pasar Hewan Simo dan Pasar Hewan Ampel.
Melalui penutupan tahap pertama kelima pasar hewan tersebut, Disnakan Kabupaten
Boyolali melaporkan adanya penurunan angka kesembuhan PMK, dari yang 41 ekor
sembuh kini sudah 428 ekor yang telah sembuh PMK atau 944 persen sembuh.

 

 

Sumber:
Tim Liputan Diskominfo Kabupaten Boyolali

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!