HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Ganjar Perintahkan PTM Sejumlah Sekolah Dihentikan Dua Minggu

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

SEMARANG, Harian7.com – Pemerintah menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah di Kota Semarang. Hal itu lantaran ditemukan kasus penularan Covid-19 di sekolah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan ada tiap sekolah ada Satgas Covid-19, pokoknya SOP-nya ditutup kayak yang di Solo itu dan langsung tutup dua minggu, terus dievaluasi. 

“Itu yang saya katakan tadi harus disiplin. Ya mereka bisa ketularan meskipun data yang masuk ke kita mereka tanpa gejala. Maka SOP-nya satu pokoknya ditutup dan setiap sekolah harus punya Satgas Covid-19 yang memantau terus menerus, dan kita evaluasi pasti,” ujarnya, Senin (1/11). 

Baca Juga:  Universitas Negeri Semarang Kukuhkan 3 Profesor

Menurutnya, Bahwa dari kejadian tersebut pentingnya untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan setiap sekolahan harus memiliki Satgas Covid-19 yang bertanggung jawab untuk memantau terus-menerus pelaksanaan PTM, serta evaluasi. 

“Saya meminta siswa maupun guru yang dinyatakan positif Covid-9 untuk diberi perawatan. Selain itu, harus dilakukan tracing dan testing terhadap sekolah yang bersangkutan,” jelasnya. 

Baca Juga:  Icess Dukung Visi Unnes Jadi Universitas Berwawasan Konservasi Reputasi Internasional

Dia menambahkan, PTM masih terus dilaksanakan di sekolah-sekolah yang aman dan tertib protokol kesehatan, serta tidak ditemukan kasus penularan.

“Jalan terus, yang lain tetep jalan. Dengan SOP itu menjadi kebiasaan yang bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanan PTM. Kecuali masif di seluruh kota. Ditutup 14 hari, ada yang hanya lima hari yang penting diikuti tracing dan testing,” terangnya. 

Baca Juga:  Ganjar Cek Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka SMA di Jateng

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menuturkan bahwa siswa maupun guru yang dinyatakan positif harus menjalani isolasi. Dan, pihaknya masih melakukan analisis terkait penularan Covid-19 di sekolah.

“Yang positif harus isolasi. Dan, kita tetap lakukan analisis. Kalau sekolah yang salah, misalnya prokes tidak dilaksanakan, sarana prasarana tidak ada, ya ditutup. Tapi kita lihat dulu, penularannya di sekolah atau di luar sekolah. Tetap kita lakukan analisis,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

TERKINI

error: Content is protected !!