HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Imbas Penutupan Dusun Semilir, Management Terapkan Sistem Baru

Penulis : Fera Marita

Editor : Rusmono

UNGARAN, Harian7.com
Usai penutupan sementara tempat wisata Dusun Semilir pada Minggu (29/11/2020)
lalu akibat membludaknya jumlah pengunjung sehingga dinilai melanggar protokol
kesehatan, maka pihak management Dusun Semilir segera melakukan pembenahan
terkait sistem pembatasan jumlah pengunjung obyek wisata tersebut.

Menurut Bisnis
Development Manager, Ajris Sufata, titik krusial yang menyebabkan Dusun Semilir
ditutup sementara adalah membludaknya jumlah wisatawan yang berkunjung pada
hari Minggu, (29/11/2020) lalu, sehingga 
menyebabkan kemacetan di ruas Jalan Raya Bawen, Semarang.

“Sebenarnya kami
sudah membatasi jumlah pengunjung hingga 50 persen dari kuota normal, dan kami
sudah berupaya menutup pintu gerbang. Namun para pengunjung yang kebanyakan
dari luar kota memaksa untuk tetap diijinkan masuk, sehingga petugas kami
kesulitan untuk menghalau para pengunjung. Bahkan mereka rela antri di pinggir
jalan untuk bisa masuk ke Dusun Semilir, hal ini lah yang mengakibatkan
kemacetan di ruas jalan utama,” kata Ajris kepada harian7.com saat
konferensi pers, Kamis (03/12/2020).

Baca Juga:  OJK Fokus di Empat Kebijakan Pasar Modal

Dia menambahkan bahwa
pihak management Dusun Semilir akan memberlakukan pembagian jam kunjungan
wisata menjadi dua sesi seperti yang sudah dilakukan oleh Candi Borobudur dan
menerapkan sistem penjualan tiket online bekerjasama dengan E-Commerce.

“Kami akan memberlakukan
dua sesi kunjungan. Yang pertama mulai jam 09.00-11.30 selanjutnya gerbang akan
ditutup total dan dibuka kembali pada jam 13.30-17.00. Selain pembatasan jam
kunjungan kami juga akan menaikkan harga tiket sebesar 180-250 persen. Jika
harga normal sebesar Rp 20 ribu pada hari Senin-Jumat, maka akan kami naikkan
menjadi Rp 35 ribu, sedang untuk hari Sabtu-Minggu normalnya Rp 25 ribu, akan
naik menjadi Rp 55 ribu,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Ajris
kami akan memberlakukan aturan setiap pengunjung dilarang turun dari
kendaraannya sebelum memiliki tiket, petugas tiket kami lah yang akan
menghampiri pengunjung yang tentu saja dengan memakai APD lengkap. Hal ini
untuk menghindari penumpukan pengunjung di lobi, dan pihak management juga akan
membatasi jumlah pengunjung tiap sesi-nya. 

Baca Juga:  Bandungan Geger, Ditemukan Mayat Laki-laki Didalam Kamar Hotel Maya

“Hanya 5.000
pengunjung yang bisa masuk ke Dusun Semilir tiap sesinya. Normalnya kapasitas
kami bisa menampung 15.000 pengunjung. Tapi dengan pembatasan ini, kami
berharap bisa mengurai kerumunan. Disamping itu, kami juga akan monitoring
pengunjung lebih ketat lagi supaya tidak ada yang melanggar protokol kesehatan.
Selanjutnya pengunjung akan masuk lewat jalur atas dan keluar lewat jalur bawah,
sehingga tidak akan ada penumpukan pengunjung,” tandas Ajris. 

Sementara, Marketing
Communication Dusun Semilir, Irene Shinta Dewi menambahkan, jika pihaknya juga
akan bekerja sama dengan Satlantas dan Dishub untuk mengatur kendaraan supaya
tidak parkir di tepi ruas jalan utama.

“Membludaknya pengunjung
Dusun Semilir akibat viralnya wahana prosotan warna-warni di media sosial, sehingga
mengakibatkan banyak orang yang penasaran dan berduyun-duyun mendatangi obyek
wisata yang terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 49 Bawen Kabupaten Semarangini,”
katanya.

Baca Juga:  Kembali, PSHT Cabang Cilacap Bersama PSHT Nganjuk & Madiun Salurkan Bantuan Untuk Korban Longsor & Banjir

Lebih lanjut dikatakan, viralnya
prosotan warna-warni di instagram (IG) dan tik tok memang diluar ekspektasi
kami. Dan itulah yang membuat animo wisatawan untuk datang ke Dusun Semilir
sangat tinggi. Meski sudah kami batasi tapi mereka rela antri demi bisa
menikmati wahana yang viral itu.

“Dusun Semilir yang
memiliki luas 13,2 hektar, menjadi wadah kegiatan UMKM baik di Kabupaten
Semarang maupun daerah lain. Dan ada setidaknya 3.000 kepala keluarga yang
sangat menggantungkan hidup dari operasional Dusun Semilir,” ungkapnya.

Selain itu, menurut Irene
ada ratusan staff yang terpaksa harus di rumahkan terkait kebijakan penutupan
sementara ini.

“Kami berharap
Pemerintah dapat segera mempertimbangkan pangajuan Dusun Semilir untuk
beroperasi kembali, supaya semua kegiatan dapat berjalan kembali dengan normal,”
pungkas Irene.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!