HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Gelombang Tinggi Capai 2,5 Meter, Ratusan Wisatawan Tetahan di Karimunjawa

JEPARA, harian7.com – Ratusan wisatawan yang berkunjung dan menikmati liburan Tahun Baru 2019 di Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, hingga Rabu (2/1/2019) siang ini masih tertahan di pulau tersebut. Tertahannya wisatawan ini, karena adanya gelombang tinggi sehingga kapal yang melayani penyeberangan ke Jepara mengentikan operasinya. Ketinggian gelombang laut di Karimunjawa Jepara setinggi 2,5 meteran dan ini sangat rawan untuk aktivitas pelayaran.

Kabid Perhubungan Laut – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jepara Suroto menyatakan, bahwa dengan adanya gelombang tinggi mencapai 2,5 meter itu, akhirnya menyebabkan

Baca Juga:  Kemenkumham Jateng Kukuhkan Satgas Netralitas ASN dan PPNPN Menyambut Pemilu 2024

kapal penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa tidak bisa beroperasi. Gelombang tinggi itu terjadi sejak Senin (31/12) dan sampai Rabu (2/1/2019) masih belum ada kapal yang menyeberang.

“Jumlah wisatawan yang masih tertahann belum dapat menyeberang ke Jepara ada sekitar 150-an orang. Sebelumnya, ada sebanyak 200-an, namun sebagian dari mereka dengan menggunakan pesawat terbang menuju Semarang. Dan ini pun menggunakan pesawat terbang kecil dengan kapasitas penumpang 60 pennumpang,” kata Suroto kepada wartawan di Karimunjawa, Jepara, Rabu (2/1/2019).

Baca Juga:  Semarak Ramadan di Laras Asri Resort & Spa Salatiga, Berbuka Puasa dengan Beragam Menu Khas Nusantara

Terkait dengan masih banyaknya wisatawan yang berada di Karimunjawa itu, informasinya pihak Pemprov Jateng sedang mengupayakan penambahan jadwal penerbangan dari Semarang agar dapat mengangkut wisatawan dari Karimunjawa. Gelommbang tinggi tersebut biasa terjadi pada bulan Desember hingga Februari. Sehingga, jika berwisata di Karimunjawa, maka harus siap resiko untuk tertunda kepulangannya.

Baca Juga:  Kapolres Semarang Pimpin Apel Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu 2019

            “Untuk mempercepat meninggalkan Karimunjawa, maka satu-satunya adalah menggunakan pesawat terbang. Dan, resiko ini harusnya sudah disiapkan dengan menambah biaya yang harus disiapkan juga. Karena, gelombang tinggi tersebut belum tahu kapan akan kembali normal,” tandasnya. (Adhi Gunawan)

Editor: Heru Santoso

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!