Program Septik Tank di Ngawi Menuai Masalah, Bangunan Cepat Rusak dan Warga Harus Biayai Galian Sendiri
Laporan: Budi Santoso
NGAWI | HARIAN7.COM – Program pembangunan tangki septik skala individual perdesaan di Desa Kartoharjo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, yang dibiayai Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik APBN 2024, mendapat keluhan dari sejumlah warga penerima manfaat. Kondisi bangunan yang retak dan bocor telah menyebabkan air merembes, hanya beberapa bulan setelah proyek selesai.
Salah satu warga, Mila, mengeluhkan pengerjaan proyek yang dinilai asal-asalan, karena air di kamar mandinya merembes akibat lantai yang retak. Ia juga menyesalkan bahwa proyek ini mengharuskannya membiayai tenaga kerja untuk menggali tangki septik sendiri.
“Sebenarnya, untuk penggalian memang dibebankan kepada penerima bantuan. Kita bisa menggali sendiri atau menyewa tukang, namun biayanya harus kami tanggung sendiri,” ujar Mila.
Pengerjaan penggalian tangki septik ini dilakukan oleh suami dan ayahnya, yang hanya mendapatkan upah sebesar seratus ribu rupiah dari Ketua Kelompok Swakelola Masyarakat.
Mila juga mengungkapkan keinginannya untuk menambahkan besi penguat dalam struktur bangunan mengingat kondisi tanah yang labil, namun permintaannya ditolak dengan alasan hanya boleh dilakukan setelah dua tahun penggunaan.
Ketua Kelompok Swakelola Masyarakat (KSM), Yanti, membenarkan bahwa penerima bantuan bebas mengerjakan penggalian sendiri. “Kami memberikan upah seratus ribu rupiah bagi yang mengerjakannya sendiri. Anggaran tukang sebenarnya disediakan sebesar 1,3 juta rupiah,” ujarnya.
Terkait kerusakan yang terjadi, Yanti mengaku telah melakukan perbaikan di tiga titik bangunan yang rusak. Namun, saat ditanya jumlah anggaran yang dikeluarkan untuk perbaikan, ia mengaku tidak mengetahui secara pasti.
“Pemilik rumah tidak punya dana untuk memperbaiki, jadi kami bantu perbaikan dengan biaya yang nanti akan dibicarakan lebih lanjut,” jelasnya.
Diketahui, Desa Kartoharjo menerima program DAK 2024 dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ngawi dengan total anggaran Rp467,5 juta untuk 50 titik penerima manfaat, atau sekitar Rp9.350.000 per titik program sanitasi. Meski demikian, kualitas pengerjaan proyek ini masih dipertanyakan warga yang merasakan dampak langsungnya.
Tinggalkan Balasan