Pertumbuhan Perbankan Di Jateng Hingga Februari 2018 Menunjukkan Positif

- Admin

Senin, 26 Maret 2018 - 23:44

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semarang,harian7.com – Hingga periode Januari 2018 pertumbuhan perbankkan di Jateng menunjukan peningkatan yang positif  hingga mampu memberikan share cukup signifikan terhadap nasional.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan DIY Bambang Kiswono mengatakan sektor perbankan di wilayah Jateng pada  posisi Januari 2018 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Menurutnya, pertumbahan itu terlihat dari jumlah kredit yang disalurkan perbankkan di provinsi ini tercatat mencapai sebesar Rp275 triliun, meningkat sebesar 10,03% yoy dengan share terhadap nasional sebesar 5,84%.

ADVERTISEMENT

 


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Selain itu, NPL perbankan Jateng tercatat sebesar 2,83%, lebih rendah dibandingkan NPL nasional yang sebesar 2,94%,” ujarnya kepada pers saat Ngopi Bareng Wartawan yang membahas mengenai perkembangan industri jasa keuangan, di Semarang, Senin (26/03/2018).

Sedangkan perbankan syariah, lanjutnya, juga mengalami pertumbuhan yang menggembirakan hingga  posisi Januari 2018 jumlah pembiayaan yang disalurkan tercatat sebesar Rp17,7 triliun, meningkat 15,71%, dengan share terhadap nasional tercatat sebesar 6,14%.

Baca Juga:  Kasus Dugaan Bullying di SMA Negeri 2 Salatiga, Ayah Korban Ungkap Kekhawatiran Terhadap Proses Investigasi

Sementara NPF pembiayaan di Jateng tercatat sebesar 3,27% atau lebih rendah dibanding NPF nasional yang tercatat sebesar 4,44%.

“Penyaluran kredit di Jawa Tengah kami rasa telah berjalan efektif dan sesuai dengan yang diharapkan,” tuturnya.

Hal itu, dia menambahkan bisa terlihat dari jumlah kredit yang disalurkan berdasarkan jenis penggunaannya yterdiri kredit modal kerja dengan penyaluran sebesar Rp146 triliun, atau 53% dari kredit keseluruhan yang disalurkan.

Bambang menuturkan perkembangan sektor jasa keuangan non bank di Jateng, berdasarkan data Januari 2018 untuk premi asuransi tercatat sebesar Rp10,9 triliun dengan nominal klaim sebesar Rp5,2 triliun.

Aset bersih Dana Pensiun tercatat sebesar Rp4,63 triliun dengan share terhadap nasional sebesar 1.75% dan nilai investasi sebesar Rp4,59 triliun. Selain itu, nilai piutang perusahaan pembiayaan tercatat sebesar Rp46 triliun dengan kontribusi share terhadap nasional 10,83% dan NPF yang hanya sebesar 0,94% lebih rendah dibanding nasional.

Baca Juga:  BNNP Jateng Tangkap Residivis Kurir Narkoba

Sedangkan di sektor pasar modal, posisi Januari 2018 jumlah single investor identity (SID) di Jateng tercatat sebanyak 58.182, dengan nilai transaksi saham sebesar Rp8,2 triliun.

Menurut Bambang, beberapa waktu lalu OJK telah mesosialisasikan penawaran kepada masyarakat jenis alternatif pembiayaan baru melalui PeertoPeer Lending Financial Technology (Fintech).

Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan fintech, pada  28 Desember 2016 OJK telah mengeluarkan POJK No. 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Langsung Berbasis Teknologi Informasi (LMPUBTI) atau PeertoPeer Lending.

“Hingga Februari 2018 total pinjaman yang disalurkan perusahaan mencapai senilai Rp3,54 triliun, mengalami kenaikan 38,23%, dengan jumlah penyedia dana 128.119 investor meningkat 26,93% dan jumlah peminjam 546.694 tumbuh 110,56% secara nasional,” ujarnya.

Baca Juga:  Sebanyak Tujuh Ratus Peserta Ikuti Lomba Trail Run 10 K

Sedangkan di Jateng Hingga periode Februari 2018 tercatat jumlah pemberi pinjaman (lender) sebanyak 8.000 orang dengan transaksi sebesar Rp66,6miliar dan jumlah peminjam (borrower) sebanyak 22.000 orang dengan transaksi kurang lebih sebesar Rp218,8miliar.

Dengan fokus pada perlindungan konsumen, lanjutnya,  maka pengembangan fintech diharapkan sejalan dengan tugas OJK dalam mendorong inklusi keuangan di masyarakat serta membangun industri jasa keuangan yang sehat.

Dia menuturkan untuk melindungi kepentingan konsumen termasuk data nasabah, perusahaan fintech harus menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, seperti manajemen risiko sehingga mendorong transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, independensi dan keadilan.

“Perusahaan fintech wajib memberikan edukasi keuangan kepada konsumen agar pemahaman mengenai layanan fintech menjadi lebih baik,” tuturnya. (Ndi)

Berita Terkait

Bupati Gelontorkan Bantuan Dana Hibah Daerah Sebesar Rp 23,8 Miliar
SMK Dr. Soetomo Cilacap Buka PPDB, Siapkan Generasi Muda Berkompeten
Polresta Cilacap Ungkap 27 Kasus Narkoba, 36 Tersangka Berhasil Diamankan Salah Satunya Perempuan
Kakanim Cilacap Kunjungi MPP Banyumas, Pastikan Pelayanan Keimigrasian Berjalan Baik
Polresta Cilacap Gagalkan Dua Kasus Peredaran Sabu, Tiga Pengedar Diamankan
RSUD Cilacap Masuk Sebagai Rumah Sakit KJSU-KIA
Polisi Tetapkan 6 Orang Kelompok Anarko Sebagai Tersangka Dalam Aksi May Day Rusuh Di Semarang
Kecaman Terus Datang Pasca May Day 2025 Diwarnai Tindak Anarkis, Kali Ini Dari FKUB Cilacap

Berita Terkait

Rabu, 7 Mei 2025 - 19:42

SMK Dr. Soetomo Cilacap Buka PPDB, Siapkan Generasi Muda Berkompeten

Senin, 5 Mei 2025 - 20:08

Polresta Cilacap Ungkap 27 Kasus Narkoba, 36 Tersangka Berhasil Diamankan Salah Satunya Perempuan

Senin, 5 Mei 2025 - 18:11

Kakanim Cilacap Kunjungi MPP Banyumas, Pastikan Pelayanan Keimigrasian Berjalan Baik

Minggu, 4 Mei 2025 - 11:28

Polresta Cilacap Gagalkan Dua Kasus Peredaran Sabu, Tiga Pengedar Diamankan

Sabtu, 3 Mei 2025 - 22:29

RSUD Cilacap Masuk Sebagai Rumah Sakit KJSU-KIA

Sabtu, 3 Mei 2025 - 17:35

Polisi Tetapkan 6 Orang Kelompok Anarko Sebagai Tersangka Dalam Aksi May Day Rusuh Di Semarang

Sabtu, 3 Mei 2025 - 13:20

Kecaman Terus Datang Pasca May Day 2025 Diwarnai Tindak Anarkis, Kali Ini Dari FKUB Cilacap

Sabtu, 3 Mei 2025 - 10:49

Tindakan Anarkis Di Semarang Oleh Kelompok Diduga Anarko Ganggu Aksi Peringatan May Day 2025, Ini Kata Ketua K2FBM Cilacap

Berita Terbaru

error: Content is protected !!