Laporan: Ratmaningsih | Kontributor Temanggung
TEMANGGUNG | HARIAN7.COM – Dunia maya kembali geger! Kali ini, ulah akun Facebook bernama Herry Poernomo bikin warganet naik pitam. Komentar tak pantasnya soal kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang di perbatasan Magelang–Purworejo bikin netizen murka dan langsung memburu identitas pelaku, sampai ke pelosok Desa Ngipik, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Kamis (8/5/2025).
Dalam tragedi memilukan yang terjadi Rabu (7/5/2025) itu, 11 korban jiwa—sebagian besar guru SD IT Mendut—meninggal dunia, sementara 6 lainnya mengalami luka serius. Di tengah suasana duka, tiba-tiba muncul komentar pedas yang bikin darah netizen mendidih:
“Sukurin, duit dana boss kanggo sangu ……. Nyewo bandoso.”
Tak pelak, komentar tersebut langsung memicu amarah kolektif warganet. Salah satunya menulis,
“Niku para korban guru hafiz iho pak, sebagian besar hapal qur’an juga … Sampeyan punya masalah apa mas kok iso2 ne ngendikan koyo ngoten…nyuwun nomer kontak e njenengan mas.”
Bukan hanya komentar, perburuan pun dimulai. Warganet ramai-ramai menyusuri jejak digital akun tersebut dan akhirnya menemukan lokasi yang diduga tempat tinggal Herry Poernomo. Namun, saat didatangi ke rumahnya di Desa Ngipik, sosok yang dicari sudah kabur.
Tak putus akal, warganet lantas mendatangi Kantor Desa Ngipik. Klarifikasi pun dilakukan bersama perangkat desa, Kapolsek, dan anggota Koramil. Hasilnya? Terungkap bahwa memang benar Herry Poernomo Hadiwidjojo adalah warga setempat.
“Komentar yang mengiris hati, di tengah duka mendalam. Saat kami datangi rumahnya, Herry sudah melarikan diri,” ujar salah satu warganet.
Aksi pengejaran ini pun ramai dibicarakan. Salah satu komentar paling viral menyebut:
“Ayo cari sampai ketemu dapuré Herry Poernomo. Wong kok ndak punya adab. Wong kena musibah kok komennya waton mangap.”
Setelah panasnya reaksi netizen, Herry akhirnya muncul dengan klarifikasi. Namun alih-alih meredam amarah, klarifikasi ini justru menambah bara.
“Saya atas nama pribadi, meminta maaf atas postingan komentar yg ditulis secara tidak sadar oleh cucu saya ketika hp saya dicharge. Kepada keluarga korban saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Semoga seluruh korban husnul khotimah dan keluarga diberi kesabaran serta ketabahan.”
Sayangnya, warganet tidak menelan mentah-mentah pengakuan itu. Mereka menyebut alasan Herry sebagai bentuk pengelakan.
“Sebaiknya jenengan klarifikasi datang ke rumah duka korban satu-satu, mas, dan meminta maaf ke keluarga. Jangan lewat tulisan kata-kata seperti itu. Biar lebih sopan.”
Belum selesai sampai di situ! Penelusuran lebih dalam oleh netizen mengungkap bahwa akun milik Herry ternyata menggunakan foto dan identitas palsu. Alamat yang tertera pun fiktif!
“Cuma sekadar meluruskan. Ybs bukan yang difoto tersebut. Dia ambil foto-foto orang lain untuk profil dan sebagainya. Sudah ditemukan lokasinya, warga Ngipik, Temanggung, tetapi ybs melarikan diri,” ungkap warganet lain.
Catatan Redaksi
Insiden ini jadi pelajaran keras bahwa etika di dunia maya bukan perkara sepele. Satu komentar tak pantas di tengah tragedi bisa jadi bom waktu yang meledak, melukai banyak hati, dan membuat pelakunya diburu ke mana pun pergi.
Apakah permintaan maaf cukup? Atau harus ada proses hukum? Publik masih menanti langkah selanjutnya.