Laporan: Muhamad Nuraeni
UNGARAN | HARIAN7.COM – Seorang pemuda dari Desa Kesongo, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Firman Setyaji, telah sukses mengubah pandangan masyarakat terhadap tanaman eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai gulma.
Dalam upayanya untuk mengatasi masalah pendangkalan dan kesulitan nelayan serta petani akibat populasi eceng gondok yang tidak terkendali, Firman mengubah tanaman tersebut menjadi berbagai kerajinan bernilai tinggi.
Berkat inovasinya, eceng gondok yang biasanya dijual dengan harga murah kini bisa dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi, bahkan mencapai ratusan ribu rupiah per kilogramnya.
Firman mengaku mendirikan Bengok Craft sejak tahun 2019 dan telah berhasil menciptakan sekitar seratus macam bentuk kerajinan dari eceng gondok.
“Kerajinan dipasarkan ke berbagai negara seperti Italia, Jepang, Singapura, Dubai, dan Spanyol,”katanya.
Firman menjelaskan bahwa proses pembuatan kerajinan ini melibatkan sekitar 15 orang perajin dari sekitar Danau Rawa Pening, yang dibagi menjadi pembuat setengah jadi dan bagian perakitan.
“Lebih dari 100 jenis produk kerajinan telah berhasil dibuat, termasuk sandal, tas, gelang, jaket, dan karpet,”jelasnya.
Dengan sistem community development, Firman berhasil meningkatkan perekonomian warga setempat sambil menjaga lingkungan danau tetap terjaga.
“Produk-produk tersebut dijual secara offline maupun online di Jakarta, Semarang, dan pasar luar negeri,”terangnya.
Omzet penjualan kerajinan eceng gondok mencapai Rp 30 juta dalam satu bulan, dengan harga mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 250 ribu tergantung jenis dan tingkat kesulitan pembuatannya.
“Pembeli juga dapat menyesuaikan kerajinan sesuai keinginan,”pungkasnya.
Rian, seorang pembeli, mengungkapkan ketertarikannya pada kerajinan eceng gondok karena keunikan dan perbedaannya dari yang lain.
“Saya melihat kerajinan di instagram dan saya tertarik lalu mengunjungi tempat ini untuk membeli,”ucapnya.(*)