HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Gandeng Permadani, Muncar Bersiap Lebih Membumikan Desa Wisata Budaya

Istimewa.

Laporan: Fera Marita 

UNGARAN,harian7.com – Desa Muncar yang berada di Kecamatan Susukan Kabupaten merupakan wilayah terujung di Kabupaten Semarang yang berbatasan langsung dengan Karanggede Boyolali. Selain memiliki 6 dusun yang mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, Muncar juga menasbihkan diri sebagai desa wisata budaya. Hal tersebut bukan hanya sekedar jargon belaka, sebab hingga saat ini Muncar sedang gencar-gencarnya melakukan pengembangan dan pelestarian budaya asli desa tersebut yang memang sudah ada sejak jaman dulu.

Salah satu bentuk komitmen Muncar dalam nguri-nguri budaya jawa adalah dengan melakukan pelatihan pranotocoro pamegar sabdo yang dimulai sejak November 2021 lalu. Tak tanggung-tanggung, Muncar menggandeng Permadani ( Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia ) untuk melatih 26 orang warga Muncar agar menjadi seorang pranotocoro yang handal dan berbudaya.

Baca Juga:  Puluhan Orang Menggelar Deklarasi GERAM Menolak KAMI

“Kami ingin menjadikan Muncar sebagai desa wisata budaya karena kami melihat kebudayaan jawa yang luhur ini sudah mulai tergerus oleh kebudayaan asing. Karena Muncar sendiri adalah gudangnya pelaku budaya sejak jaman dulu. Dengan pelatihan ini kami berharap para siswa bisa menjadi embrio untuk bisa nguri-nguri budaya jawa serta bisa mengimplementasikan apa yang sudah mereka pelajari selama beberapa bulan ini dalam kehidupan sehari-hari,” papar M. Khoirudin Bagas, Kepala Desa Muncar, kepada harian7.com, baru – baru ini.

Bagas menyebutkan bahwa dalam pelatihan pranotocoro pamegar sabdo yang diadakan oleh Permadani, para siswa tidak hanya dibekali kemampuan olah bahasa.

Baca Juga:  Disebut Minim Prestasi, Pj Wali Kota Salatiga Respon Dengan Legowo, "Saya sangat tidak layak kalau dibanding - bandingke dengan beliau"

“Selain olah bahasa ada juga budi pekerti, ngadi busana dan ngadi saliro yang diajarkan sehingga siswa memiliki kemampuan untuk bisa benar-benar mengenal budaya yang ada di desa Muncar ini,” imbuh Bagas.

Hal senada juga disampaikan oleh Antonius Supariyatun, Ketua Bidang Organisasi Permadani Pusat yang menyatakan bahwa tujuan Permadani bukan hanya mencetak seorang pranotocoro tetapi lebih kepada memperkuat kebudayaan daerah.

“Harapan dari Permadani yaitu bisa mengembangkan dan menggali kebudayaan asli Muncar untuk dilestarikan kembali. Karena jika kebudayaan daerah tumbuh kuat maka secara otomatis kebudayaan Nasional akan menjadi lebih kuat,” papar Antonius.

Siswa-siswa yang mengikuti pelatihan pranotocoro ini akan diajarkan tentang tata bahasa jawa yang baik dan benar agar mereka dapat lebih memahami dan mencintai kebudayaan daerahnya. Disamping itu mereka juga diajarkan tentang budi pekerti, sastra dan adat jawa, megar sabda, pranotocaran, renggeping acaran, sekar lan gending, ngadi saliro, ngadi busana, sekar setaman dan juga muatan lokal.

Baca Juga:  Jelang PTM Tahap II SMPN 1 Purbalingga Gelar Rapid Tes Antigen

Keduapuluh enam siswa ini menjadi siswa angkatan ke 48 yang telah lulus dan diwisuda oleh Permadani. Mereka diharapkan bisa menjadi lulusan yang akan nguri-nguri kebudayaan Muncar serta menjadi pribadi-pribadi yang baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. 

Dalam wisuda yang digelar hari Sabtu ( 26/3/22 ) kemaren di Balai desa Muncar, terpilihlah 3 lulusan terbaik yang memiliki kualitas tertinggi baik dari teori maupun praktek lapangan. Mereka adalah Adi Sukandar, Sumarjiyanto dan Afif Khizbulloh.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!