HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

“Ngangsu Kawruh”, Mahasiswa HES FaSya IAIN Salatiga Berkunjung Ke Organisasi MES Bali, Bahas Solusi Harmonisasi Tantangan Sektor Perekonomian Syari’ah

Foto bersama disela kunjungan.(Foto: Hijri/harian7.com)

Laporan: Hijri Adi Ridwan

Editor: Nurrun J

BALI,harian7.com – Ratusan mahasiswa Hukum Ekonomi Syari’ah (HES) Fakultas Syari’ah (FaSya) IAIN Salatiga, berkunjung ke organisasi Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MES) Bali, di Mushola Ar-Rahman Denpasar, Rabu (8/6/2022).

Adapun rombongan yang terdiri dari 179 mahasiswa, 13 dosen dan 5 karyawan, bermaksud untuk menimba ilmu tata kelola kerja organisasi.

Setiba dilokasi, rombongan disambut hangat oleh pengurus MES Bali di Mushola Ar-Rahman Denpasar. 

Ketua Umum MES Bali Pinto Wahyudi dalam sambutanya menjelaskan bahwa pertama kali bank muslim yang masuk di Bali adalah BMT (Bank Muamalat). Kemudian menyusul pada tahun 2012 resmi berdiri MES di Provinsi dan sampai saat ini MES masih baru ada di tingkat Provinsi.

Baca Juga:  New Normal, Kesenian Kuda Lumping Kembali Menunjukkan Eksistensi

“Rencana agenda capaian berkomitmen untuk bagaimana bisa membentuk minimal kepengurusan 3 tingkat kabupaten di Provinsi Bali. Dengan awal kepengurusan seluruh kepala bank syariah masuk menjadi pengurus MES,”jelasnya.

Pada tahun 2022 ini, lanjut Pinto, kepengurusan sudah yang ke-3, dengan rencana kerja akan berkolaborasi dengan ormas yang sebelumnya sudah berkolaborasi dengan MUI. 

“Sektor masyarakat kami sudah membangun ekonomi lingkungan masjid, koperasi, ruko, loundry dan kedepan kami akan membentuk badan arbitrase nasional,”imbuhnya.

Baca Juga:  Material Berserakan, Pembangunan Drainase di Jalan Palagan - Ambarawa Rugikan Pedagang dan Pengguna Jalan - Berharap Dinas Terkait Turun Tangan

Sesi diskusi

Usai sambutan dari Pinto, Ulil Aidi dan Dina Safitri mahasiswa yang turut dalam kunjungan tersebut menanyakan terkait upaya yang dilakukan dan tantangan yang dihadapi MES Bali dalam mensosialisasikan gerakan perekonomian masyarakat lokal, serta kerangka kerja logis dan proses branding MES di masyarakat Bali yang mayoritas non muslim. Ditanyakan pula terkait bagaimana harmonisasi program-program kerja MES dengan masyarakat.

Menjawab pertanyaan mahasiswa, Pinto menjelaskan dengan kepengurusan sebelumnya sempat facum karena pendekatan dengan masyarakat di Bali masih banyak tantangan yang berat. 

Baca Juga:  Ledakan Speedboat Rombongan Cagub Maluku Utara, Benny Laos Tewas: Dugaan Kelalaian Saat Pengisian BBM

“Pada kepengurusan saat ini, kami mulai melakukan pendekatan dengan pemerintah provinsi agar saling bsa menguatkan dan masyarakat lebih bisa menerima. Strategi yang kami lakukan harus bermain elok dan rapi sampai tingkat lingkungan tingkat Banjar (tingkat RT),”jelasnya.

Kemudian kami sedang menggagas MES dapat bekerjasama dengan MUI untuk bisa mendapatkan lebih banyak dukungan.

“Didukung pada pemerintahan saat ini di kepengurusan pusat seperti Menteri BUMN Eric Tohir dan Ketua DPR-RI Puan Maharani yang menjadi pengurus MES pusat berpengaruh besar terhadap persepsi masyarakat terhadap MES di Bali,”pungkas Pinto.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

TERKINI

error: Content is protected !!