HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Srawung Pring, Merawat Pengetahuan Bambu dan Belajar Kerajinan Bersama Pengrajin Ngadiprono

Penulis: Ratmaningsih | Kontributor  Temanggung

TEMANGGUNG | HARIAN7.COM – Suasana akrab dan penuh ketertarikan tampak menyelimuti kegiatan Srawung Pring yang digelar Minggu pagi (23/11) di area Pasar Papringan, Kedu, Temanggung. Program kolaborasi antara Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Spedagi Movement ini menjadi ruang belajar yang mempertemukan generasi muda dengan bambu serta kehidupan masyarakat Dusun Ngadiprono melalui pengalaman langsung bersama para pengrajin lokal.

 

Acara ini menghadirkan pengalaman belajar bersama para pengrajin bambu: Nyoto, Ut, dan pemuda Ngadiprono Deni, yang mengajak peserta menyimak kisah bambu, berdialog, mencicipi wedang pring, hingga membuat kerajinan secara langsung. Selain itu peserta juga diajak menyusuri Cerita Bambu dan kaitannya dengan kehidupan warga.

Menyusuri Narasi Bambu

Kegiatan dibuka dengan walking naratif, perjalanan singkat melewati poster-poster edukatif yang mengisahkan asal mula bambu, perannya sebagai penopang ekosistem, hingga nilai budaya yang diwariskan turun-temurun warga Ngadiprono. Peserta dapat melihat bagaimana bambu tumbuh, menguatkan struktur tanah, melahirkan sumber air, sekaligus menjadi bagian penting kehidupan sosial.

Baca Juga:  Ulang Tahun Ganjar Pranowo, Ormas Radar Gema Mahardika Adakan Kegiatan

“Peserta mengetahui bahwa rumpun bambu di masa lalu bahkan pernah digunakan sebagai keranda darurat ketika ada warga meninggal. Cerita-cerita seperti ini memperlihatkan bahwa bambu bukan sekadar material, tetapi bagian dari sejarah emosional desa pertanyaan, rumpun bambu ini termasuk tumbuhan jenis apa, Pengrajin berbagi kisah, dari perjalanan hidup hingga filosofi kerajinan memasuki sesi utama,” ungkap Deni.

Kisah Para Pengrajin: Dari Filosofi Hidup hingga Teknik Anyaman

Nyoto berbagi perjalanan hidupnya hingga akhirnya menekuni dunia kerajinan bambu. Ia menjelaskan berbagai jenis bambu dan proses pengolahannya, termasuk cara membuat gelas bambu menggunakan peralatan sederhana.

Baca Juga:  Pasar Induk Salatiga Ramai Jelang Ramadhan, Harga Masih Stabil

Sementara itu Ut mengenang proses panjangnya belajar menganyam sejak kecil. Ia memaparkan jenis bambu yang digunakan serta langkah-langkah membuat tas kemasan yang kini dipasarkan di Pasar Papringan.

Dialog antara peserta dan pengrajin berlangsung hangat. Pertanyaan berkisar dari jenis bambu di sekitar Papringan hingga sejarah rumpun bambu besar yang kini menjadi ikon lokasi tersebut. Deni menjelaskan bahwa bambu-bambu tersebut tumbuh sejak puluhan tahun lalu dan menjadi ruang hidup penting bagi warga.

Workshop Menganyam, Belajar Teknik, dan Wedang Pring

Bagian yang paling dinanti adalah workshop membuat tas anyaman bambu. Di bawah rindangnya rumpun bambu, peserta belajar teknik dasar menganyam bersama pengrajin. Selama proses, pengrajin menjelaskan asal-usul bambu, fungsi bambu sebelum dipanen, masa panen ideal, serta jenis bambu yang umum dipakai untuk kerajinan.

Baca Juga:  Wacana Pembatasan Usia Bermain Media Sosial Dibahas DPR, Indonesia Akan Ikuti Langkah Australia?

Banyak peserta mengaku bahwa ini adalah pengalaman pertama mereka belajar langsung dari pengrajin desa di tengah suasana alami Papringan. Mereka merasa kegiatan ini memperkaya wawasan terutama tentang bambu dan budaya masyarakat lokal.

“Setelah ikut kegiatan ini, saya jadi lebih tahu banyak hal tentang bambu,” ujar salah satu peserta.

Harapan serupa datang dari peserta lain yang ingin kegiatan seperti Srawung Pring terus berlanjut. Melalui program seperti ini, warga desa dapat berbagi pengetahuan, memperkuat pengembangan kerajinan, dan membuka peluang ekonomi kreatif. Semangat tersebut sejalan dengan Social Impact Initiative UMN dan Spedagi yang menempatkan pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal sebagai inti gerakan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Berita Lainya

error: Content is protected !!