Peringati Hari Bhayangkara ke-79, Polres Kudus Hadirkan KH. Anwar Zahid – Ribuan Jamaah Padati Alun-Alun Simpang 7
Laporan | Tambah Santoso
KUDUS | HARIAN7.COM – Suasana religius menyelimuti Alun-Alun Simpang 7 Kudus pada Kamis (17/7) malam. Ribuan jamaah dari berbagai penjuru Kabupaten Kudus dan luar daerah tumpah ruah mengikuti pengajian akbar dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar oleh Polres Kudus.
Dengan mengusung tema “Polri untuk Masyarakat”, kegiatan tersebut dihadiri jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Kudus, tokoh agama, para ulama, tamu undangan, hingga masyarakat umum. Tausiyah utama disampaikan KH. Anwar Zahid, ulama asal Bojonegoro yang dikenal dengan gaya ceramah humoris namun sarat makna.
Polri Bersujud Bersama Umat
Kapolres Kudus AKBP Heru Dwi Purnomo dalam sambutannya menegaskan bahwa Hari Bhayangkara bukan hanya peringatan seremonial, melainkan juga ajang memperkuat komitmen pelayanan Polri kepada masyarakat.
“Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 tahun ini mengusung tema ‘Polri untuk Masyarakat’, sebagai wujud komitmen kami dalam memperkuat peran sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat,” ujar Kapolres.
Ia menambahkan, “Polri tidak hanya hadir dalam konteks penegakan hukum, tetapi juga sebagai bagian dari umat—ikut bersujud, bershalawat, dan bersatu dalam kebersamaan umat Islam.”
Kapolres juga menekankan bahwa Polres Kudus ingin hadir tidak hanya dalam menjaga ketertiban, tetapi juga dalam merawat nilai-nilai spiritual masyarakat.
“Melalui majelis seperti ini, kami ingin membuktikan bahwa Polres Kudus tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga turut merawat keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Kami merasa terhormat atas kehadiran para ulama dan guru kita semua malam ini. Semoga tausiyah yang disampaikan menjadi penerang bagi hati kami,” ucapnya.
AKBP Heru juga memberikan apresiasi khusus kepada Majelis Sholawat Gandrung Nabi yang menambah khidmat suasana dengan lantunan sholawat yang menggema di tengah kota.
KH. Anwar Zahid: “Polisi Juga Butuh Doa”
Dalam tausiyahnya, KH. Anwar Zahid menyampaikan pentingnya menjadikan profesi sebagai jalan ibadah dan ladang prestasi. Ia menekankan bahwa ketakwaan adalah puncak pencapaian dalam kehidupan.
“Yang kita cintai belum tentu baik buat kita, dan yang tidak kita inginkan bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah,” ujarnya.
Ulama karismatik ini juga menekankan pentingnya sinergi antara ulama, umara, dan masyarakat dalam menjaga keharmonisan bangsa.
”Ada hal yang tidak bisa diselesaikan polisi, tapi bisa oleh ulama. Begitu juga sebaliknya. Maka sinergi itu kunci,” kata KH. Anwar.
Ia menggambarkan pentingnya kekompakan dengan perumpamaan jari-jari tangan.
”Kalau semua jari kompak, maka apa pun bisa dipegangi. Tapi kalau cuma jempol dan kelingking yang kompak, ya repot,” tuturnya yang langsung disambut gelak tawa dan tepuk tangan hadirin.
Jamaah: “Rasanya Damai Sekali”
Antusiasme jamaah terlihat sejak siang hari. Salah satunya, Sintha Awalnya, warga Jepara, yang datang bersama rombongan majelis taklim dari desanya.
“Alhamdulillah senang sekali bisa hadir. Suasananya adem, damai, dan semoga membawa berkah,” tuturnya.(*)
Tinggalkan Balasan