Kabar Gembira, Gedung Lab Terpadu Rp42,4 M di UIN Salatiga Mulai Dibangun
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga kembali tancap gas dalam menambah sarana penunjang pendidikan. Kali ini, kampus yang terus berbenah itu membangun Gedung Laboratorium Terpadu senilai Rp42,4 miliar guna memperkaya pengalaman akademik dan praktikum mahasiswa.
Pembangunan sudah resmi dimulai. Tanda dimulainya pekerjaan ini diawali dengan penekanan sirine dan peletakan batu pertama oleh Rektor UIN Salatiga, Prof Zakiyuddin Baidhawy, yang dihadiri jajaran kampus serta pelaksana proyek. Gedung ini ditargetkan menjadi pusat laboratorium dengan konsep integrasi dan aplikasi keilmuan.
Ketua PPK, Dr Agus Suryo Suripto, memaparkan bahwa rencana pembangunan gedung ini telah disusun sejak tahun 2023, menggunakan skema pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
“Kita berencana membangun gedung tiga lantai di lahan seluas 7.200 m² dengan pagu awal Rp79,9 miliar,” ungkap Agus dalam sambutannya.
Namun, proses perencanaan harus menyesuaikan dengan efisiensi anggaran. Hasilnya, angka yang disetujui turun drastis menjadi Rp42,415 miliar, meski desain tetap tiga lantai. Dengan dana terbatas, gedung belum bisa langsung difungsikan secara utuh.
“Dengan anggaran tersebut maka belum semua akan berfungsi. Untuk fungsional hanya di lantai satu,” jelas Agus.
Lantai pertama itu akan diisi dengan beberapa fasilitas kunci seperti daycare, perpustakaan, serta sejumlah laboratorium. Sedangkan dua lantai lainnya masih menunggu kejelasan pendanaan lanjutan.
“Diharapkan ada relaksasi di tahun 2026 sehingga bisa diselesaikan fungsionalnya dua lantai lainnya,” imbuhnya.
Laboratorium terpadu ini dirancang menyerupai dunia nyata. Di dalamnya akan hadir miniatur aktivitas masyarakat, mulai dari laboratorium bahasa, perbankan mini, bisnis, hingga peradilan agama.
Dengan adanya gedung ini, UIN Salatiga optimistis mampu menghadirkan sistem pembelajaran yang lebih aplikatif, mendorong mahasiswa untuk tak hanya memahami teori, tapi juga siap terjun ke medan praktik. Sebuah lompatan konstruksi yang diyakini menjadi legacy penting bagi dunia pendidikan tinggi berbasis keislaman di Indonesia.
Tinggalkan Balasan