Analis Politik: Dasco Sang ‘Mastermind’, Dinilai Sebagai Figur Kunci di Balik Dinamika Politik Indonesia
Penulis: Nasky Putra Tandjung/Analis Politik dan Pemerhati Sosial/Alumni Indef School of Political Economy Jakarta dan juga Mahasiswa Pascasarjana Political Science Jakarta
JAKARTA, Harian7.com – Prof. Dr. Ir. H. Sufmi Dasco Ahmad, SH., MH. merupakan seorang politikus dan akademisi Indonesia yang dikenal dengan peran aktifnya di Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) serta kontribusinya di dunia pendidikan. Ia lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 7 Oktober 1967, dan saat ini berusia 57 tahun. Dasco telah menjalani perjalanan panjang dalam karier politik dan akademiknya, yang membuatnya menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia.
Dasco menempuh pendidikan hukum di Universitas Pancasila, di mana ia menyelesaikan gelar sarjana (S1). Ia melanjutkan studi pascasarjana (S2) di Universitas Islam Jakarta dan meraih gelar doktor (S3) di Bandung. Pendidikan hukum yang kuat ini menjadi landasan utama bagi Dasco dalam meniti karier di dunia politik dan hukum.
Dalam karier politiknya, Sufmi Dasco Ahmad telah menunjukkan dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap Partai Gerindra. Ia menjabat sebagai Ketua Harian DPP Partai Gerindra dan juga sebagai Wakil Ketua DPR-RI sejak 2019. Kedekatannya dengan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, turut memperkuat posisinya di partai.
*Dedikasi Dasco Didunia Pendidikan dan Sosial*
Di luar aktivitas politik, Sufmi Dasco Ahmad juga dikenal sebagai seorang akademisi. Pada tahun 2020, ia terpilih menjadi Rektor Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) (2020-sekarang), menunjukkan dedikasinya terhadap pengembangan pendidikan di Indonesia. Pada Desember 2022, Dasco dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Hukum di Universitas Pakuan, sebuah pencapaian yang mencerminkan kontribusi dan keahliannya dalam bidang hukum.
Selain itu, Dasco juga pernah menjadi dosen ilmu hukum di Universitas Azzahra (2016-2018), di Universitas Pakuan (2021-sekarang), dan Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Pakuan (2022-sekarang).
Pengalamannya sebagai pengajar di berbagai institusi pendidikan tinggi menunjukkan komitmennya dalam mendidik generasi muda dan memberikan kontribusi nyata di bidang akademik.
Tidak hanya aktif di bidang politik dan pendidikan, Sufmi Dasco Ahmad juga terlibat dalam berbagai organisasi. Beberapa di antaranya adalah Serikat Pengacara Rakyat, Satuan Relawan Indonesia Raya, dan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia. Keterlibatannya dalam organisasi-organisasi ini memperlihatkan kepeduliannya terhadap berbagai isu sosial dan keberlanjutan komunitas di Indonesia.
Dengan latar belakang yang luas dan beragam, Sufmi Dasco Ahmad terus memberikan kontribusi bagi kemajuan Indonesia, baik melalui perannya di dunia politik, hukum, pendidikan, maupun organisasi sosial.
*Dasco ‘The rising star’ Sang Mastermid Politik Indonesia*
Sufmi Dasco Ahmad adalah tokoh penting di kancah politik Indonesia, khususnya di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Ia merupakan politisi senior dari Partai Gerindra yang memiliki pengalaman dan pengaruh besar dalam berbagai dinamika politik di tanah air. Sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2019-2024 dan periode 2024-2029, Dasco memainkan peran sentral dalam mengawal berbagai kebijakan dan regulasi yang strategis bagi kepentingan nasional.
Sejatinya Dasco memiliki peran ganda dalam perpolitikan di Indonesia. Peran pertama sebagai Wakil Ketua DPR masa bakti 2024-2029 dan peran kedua sebagai Ketua Harian Partai Gerindra. Pada titik ini Dasco memahami posisi politiknya harus mampu menjaga titik keseimbangan antara kepentingan pemerintah, DPR RI dan masyarakat demi kelancaran pemerintahan Presiden Prabowo.
Dasco juga sangat menyadari bahwa sifat kepemimpinan Prabowo yang berlatar belakang TNI menekankan prinsip kesatuan perintah dan tanggung jawab sehingga dalam seluruh pelaksanaan tugasnya di partai dan DPR mengutamakan loyalitas. Selain itu dalam menjaga harmonisasi terhadap seluruh elemen kekuatan politik, Dasco kerap turun langsung dalam menyelesaikan persoalan di masyarakat. Misalnya terkait masalah pengaktifan kembali pengeceran gas LPG 3 Kg, Ketenagakerjaan, Buruh, Rumah Subsidi untuk rakyat hingga menyelesaikan polemik yang mengancam sejumlah siswa tidak bisa ikut jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Pada dinamika yang lebih praktis, peran Dasco sebagai Ketua Harian Partai Gerindra dalam melakukan lobi terhadap para pimpinan partai terkait pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) menjadi hal yang sangat strategis. Apalagi di DPR saat ini fraksi terbagi dalam 8 partai yaitu PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Nasdem, PKB, PAN, PKS dan Partai Demokrat yang memiliki kepentingan yang berbeda dalam lahirnya sebuah undang-undang. Penyebabnya setiap partai memiliki kedaulatan tersendiri terkait visi, misi, program serta platform dalam AD/RT yang berbeda pula. Ini pula yang menjadi alasan kehadiran Dasco sebagai sang “Mastermind” politik Indonesia yang merupakan sosok kepercayaan Prabowo kerap mengambil posisi sebagai alarm politik dalam mengawasi kinerja kabinet, baik menteri yang berasal dari partai politik koalisi maupun yang berlatar belakang profesional.
*Transformasi Dasco Dari Aktivis hingga Menjadi Sang Maestro Politik Nasional*
Posisi Dasco selalu memastikan program dan kinerja menteri sejalan dengan kebijakan pemerintahan nasional. Sementara dalam ruang yang berbeda utamanya dalam berkomunikasi dengan PDI Perjuangan yang saat ini berada di luar pemerintahan, Dasco kerap menjadi jembatan penghubung antara pemerintah dan partai berlambang banteng tersebut.
Terhadap seluruh dinamika politik yang terjadi saat ini, posisi politik Dasco adalah sebagai provider politik dalam menghubungkan banyak kepentingan. Baik dialog antarpartai politik, kompromi dengan mahasiswa terkait RUU, komunikasi dengan masyarakat dan mengawal kepentingan pemerintah di DPR. Sebagaimana sifat yang ada dalam sebuah provider dalam konteks telekomunikasi, Dasco selama ini dianggap sebagai sosok yang jujur, bertanggung jawab dan mampu memelihara jaringan seperti yang diamanahkan oleh Presiden Prabowo padanya. Mungkin ini pula yang menjadi alasan Dasco adalah sosok politisi yang disegani kawan maupun lawan di ranah politik.
Politik tidak hanya terjadi di ruang publik dengan bentuk yang tampak, tetapi juga dalam ruang tersembunyi yang melibatkan berbagai strategi terselubung. Ulasan ini mengulas dua konsep utama dalam kajian politik, yaitu politik tersurat dan politik tersirat. Politik tersurat merujuk pada tindakan, kebijakan, dan keputusan yang secara eksplisit diutarakan dan dapat diakses oleh publik.
Sebaliknya, politik tersirat mengacu pada strategi, negosiasi, dan kekuatan tersembunyi yang memengaruhi kebijakan namun tidak selalu tampak di permukaan. Dengan memahami kedua aspek ini, analisis politik menjadi lebih holistik dan komprehensif. Ulasan ini juga membahas contoh-contoh penerapan kedua konsep tersebut dalam konteks pemerintahan modern di Indonesia dan negara lainnya.
Politik tersurat mengacu pada apa yang dapat dilihat dan dianalisis secara langsung, seperti undang-undang, kebijakan, dan pidato. Sedangkan politik tersirat merujuk pada proses negosiasi, lobi, dan strategi yang tidak selalu tampak jelas.
Setelah perjalanan panjang dalam karir politiknya, Dasco memperlihatkan kemampuan dalam menjembatani perbedaan dan membangun harmoni di antara berbagai kelompok elit nasional.
*Dasco ‘The rising star’, Dinilai Sebagai Arsitek Pemersatu Bangsa*
Dasco merupakan sosok yang telah lama dikenal di panggung politik Indonesia. Figur dengan sarat pengalaman, kembali menegaskan perannya sebagai tokoh pemersatu bangsa dengan sikap negarawan yang matang.
Sikapnya yang inklusif, penuh semangat dan komitmen kuat, memiliki orientasi pada kepentingan nasional, dan kemampuan mengakomodasi berbagai pandangan, menjadikannya figur yang diharapkan mampu menyatukan berbagai elemen bangsa yang pluralis.
Langkah tersebut mencerminkan kepiawaian Dasco dalam membangun koalisi yang lebih luas dan menjaga stabilitas politik dengan menyatukan kekuatan dari berbagai faksi yang berbeda di DPR maupun diluar pemerintahan.
Atas perbedaan ideologi, aspirasi, dan latar belakang politik, Dasco mampu membangun kesepahaman bahwa kepentingan bangsa jauh lebih penting daripada kepentingan kelompok apalagi golongan tertentu. Sikap ini memperlihatkan bahwa ia tidak hanya seorang politisi, tetapi juga seorang negarawan yang matang, yang memahami betul arti pentingnya persatuan dan kesatuan nasional.
Langkah Dasco ini tak hanya mencerminkan ketegasan dan kebijaksanaannya sebagai pemimpin, tetapi juga komitmen untuk mewujudkan pemerintahan dan legislatif yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan rakyat Indonesia.
Negeri ini memerlukan figur seperti Dolasco yang tidak hanya kuat secara visi dan misi, tetapi juga mampu merangkul semua kalangan tanpa memandang latar belakang politik atau kepentingan kelompok.
Dalam konteks ini, keteladanan Dasco sebagai seorang pemersatu bangsa diharapkan mampu menciptakan fondasi baru bagi kepemimpinan masa depan Indonesia. (*)
Tinggalkan Balasan