Puluhan Warga Boyolali Ngaku Jadi Korban Koperasi BLN, Dana Investasi Macet Sejak Maret!
Laporan: Muhamad Nuraeni
BOYOLALI | HARIAN7.COM – Gejolak terjadi di Boyolali! Puluhan warga yang mengaku sebagai nasabah Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) mendadak jadi sorotan setelah diduga kuat menjadi korban penipuan investasi. Janji manis bonus besar dan pengembalian dana berlipat yang sempat menggiurkan, kini tinggal kenangan. Ironisnya, pencairan dana yang semula lancar tiba-tiba macet sejak Maret 2025.
Salah satu korban, Aris Tarmadi, menceritakan usahanya menelusuri keberadaan kantor pusat koperasi yang berlokasi di Salatiga. Tapi bukannya solusi, yang ditemui justru kantor kosong tanpa aktivitas.
“Saya dan teman-teman sempat datang ke rumah Pak Nico, yang katanya pimpinan BLN pusat, tapi yang kami temui hanya asisten rumah tangga. Tidak ada orang dari koperasi,” ungkap Aris, Selasa (13/5/2025).
Aris juga menambahkan bahwa sebelumnya koperasi menjanjikan pencairan dana para nasabah, namun hingga kini tak ada kejelasan. Kantor tutup, komunikasi mandek — membuat para anggota curiga ada yang tak beres.
Tak tinggal diam, Aris dan sejumlah nasabah lain berencana membawa kasus ini ke ranah hukum. Ia pun mengajak para korban lainnya untuk ikut bersuara.
“Korban sebenarnya banyak, terutama di Boyolali, tapi banyak yang masih takut bicara. Kami harap dengan kami yang mulai bersuara, lebih banyak lagi nasabah akan ikut bergabung,” tegasnya.
Senada dengan Aris, nasabah lain bernama Dwi Priatmoko mengaku ikut program “Sipintar” dari BLN sejak September 2024. Iming-iming pengembalian dana dua kali lipat dalam dua tahun membuatnya tergiur.
“Awalnya saya setor Rp100 juta, dijanjikan akan kembali Rp200 juta dicicil tiap bulan. Karena tertarik, saya sampai pinjam ke bank dan gadaikan sertifikat pensiun untuk setor Rp150 juta,” beber Dwi.
Namun, baru tiga kali pencairan, pihak BLN tiba-tiba mengganti skema sepihak dan berhenti mentransfer dana. Dwi menyebut, jumlah nasabah bisa mencapai 5.000 orang dengan total rekening sekitar 40 ribu. Nilai investasi pun ditaksir menembus ratusan miliar rupiah.
“Korban dari berbagai kalangan, dari pensiunan ASN, pengusaha, sampai ibu rumah tangga. Saya sendiri masih belum menerima sisa dana sekitar Rp75 juta. Bahkan ada nasabah lain yang rugi sampai Rp4 miliar, dan ada juga yang harus menanggung ganti rugi Rp14 miliar karena mengajak orang lain ikut investasi,” lanjutnya.
Kini, para nasabah hanya bisa berharap aparat penegak hukum segera turun tangan mengusut tuntas dugaan penipuan ini. Harapan akan keadilan dan kepastian hukum pun menggantung.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Koperasi Bahana Lintas Nusantara belum bisa dikonfirmasi.(*)
Tinggalkan Balasan