Kawasan Bandungan Resah Gara-Gara Pemberitaan Tak Berimbang Oleh Sejumlah Media Online, Pengusaha dan Warga Minta Klarifikasi
Laporan: Muhamad Nuraeni
KAB. SEMARANG | HARIAN7.COM – Sejumlah pengusaha dan warga Dusun/Desa Bandungan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, mengaku resah atas pemberitaan beberapa media online yang dinilai tidak berimbang serta menyudutkan salah satu pihak. Mereka menyebut isi pemberitaan tersebut tidak sesuai fakta di lapangan dan justru menimbulkan keresahan masyarakat serta berdampak negatif terhadap aktivitas ekonomi setempat.
Hal ini disampaikan oleh Budi Santosa (49), pengusaha es kristal sekaligus warga Bandungan. Dalam keterangannya, ia menyebutkan bahwa isi pemberitaan yang menyebut suasana di kawasan Bandungan mendadak mencekam akibat pengeroyokan brutal oleh sekelompok preman bersenjata tajam, adalah tidak benar.
“Apa yang dituliskan dalam berita tersebut tidak benar dan provokatif. Saat itu tidak ada sekelompok preman. Apalagi sampai membawa senjata tajam,” ujar Santo, sapaan akrabnya, saat didampingi pengusaha dan warga lainnya di Rumah Makan Sekeco, Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Senin (26/5/2025).
Lebih lanjut, Santo juga menyoroti narasi dalam pemberitaan yang menyebut dirinya sebagai pemimpin kelompok yang kerap meresahkan warga dan melakukan intimidasi.
“Itu adalah fitnah. Bisa dicek ke warga sekitar. Pada kejadian itu, Minggu malam, 18 Mei 2025 sekitar pukul 21.15 WIB, justru AG lah yang terlebih dahulu memulai membuat keributan dan melakukan penganiayaan bersama temannya. Maka spontan ia dan warga lainnya berdatangan ke lokasi. Kami banyak saksi serta ada rekaman CCTV,” ungkapnya.
Santo kemudian menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan kesaksiannya. Ia mengaku saat itu baru saja pulang dari takziah dan mendengar teriakan bahwa R sedang dikeroyok.
“Pada waktu itu saya pulang dari takziah mendengar ada yang teriak itu ditolongin R dikeroyok orang terus pingsan di depan rumah. Spontan karyawan saya yang lain mengejar si pelaku pengeroyokan,” jelasnya.
Ia menambahkan, situasi sempat ramai dan diduga ada pihak luar yang turut menyaksikan kejadian tersebut. Dari tiga pelaku pengeroyokan, satu di antaranya yakni AG berhasil diamankan lebih dulu.
“Mungkin waktu itu juga diikuti ada orang dari luar karena suaranya kan rame juga itu. Kalau enggak salah dari 3 pelaku pengeroyokan itu yang ketangkap 1 yang pertama itu AG,” tambah Santo.
Menurutnya, keributan justru dipicu oleh AG dan teman-temannya yang terlebih dahulu melakukan pengeroyokan terhadap R. Namun, masalah tersebut kini telah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Justru saat ini yang membuat resah warga Bandungan dan para pengusaha itu pemberitaan itu,” ujarnya.
Ia menilai narasi yang menyebut Bandungan mencekam telah membuat kawasan wisata tersebut menjadi sepi pengunjung. Kondisi ini merugikan para pengusaha yang bergantung pada aktivitas wisatawan.
“Kepada redaksi media online yang menulis saya berharap agar melakukan klarifikasi agar tidak bikin resah,” harap Santo.
Saat ditanya mengenai kemungkinan menempuh jalur hukum, Santo menyebut hal itu masih menunggu hasil musyawarah warga dan para pelaku usaha.
“Sekali lagi saya tegaskan, jika persoalan pengeroyokan itu sudah selesai. Dan kesalahpahaman sudah diselesaikan di Kepolisian. Kami hanya meluruskan berita yang tidak benar,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan