BMKG Peringatkan Curah Hujan Tinggi, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Minta Warga Waspada Longsor
JAKARTA | HARIAN7.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait potensi curah hujan di atas normal selama Februari 2025 yang dapat memicu gerakan tanah. Menyikapi hal ini, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, meminta seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan.
Ia mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kepada aparat setempat jika menemukan tanda-tanda wilayahnya berpotensi mengalami longsor. “Kita harus mengantisipasi, kalau memang ada indikasi bakal longsor atau curah hujan tinggi yang bisa mengakibatkan pergerakan tanah, harus segera diinformasikan agar kita bisa mengambil langkah pencegahan,” ujarnya, Jumat (7/2).
Peran Masyarakat dalam Mitigasi Bencana
Menurut Yuke, peran serta masyarakat sangat penting dalam mengidentifikasi potensi longsor di lingkungan masing-masing. Ia menekankan bahwa informasi mengenai potensi bencana harus disosialisasikan secara luas, terutama kepada warga yang tidak terbiasa mengakses informasi dari BMKG maupun BPBD.
“BMKG, BPBD, serta Kampung Tanggap Bencana dan aparat setempat, termasuk kelurahan, RT, RW, harus aktif dalam memantau lokasi-lokasi rawan longsor, terutama di sekitar bantaran kali,” jelasnya.
Selain itu, ia juga mendorong agar dinas terkait memberikan pelatihan lebih intensif kepada masyarakat mengenai langkah-langkah mitigasi bencana.
“Kementerian dan dinas-dinas terkait sudah sering melakukan pelatihan dan sosialisasi tentang mitigasi, baik untuk kebakaran maupun bencana alam lainnya. Mudah-mudahan masyarakat semakin memahami cara menghadapi situasi darurat,” katanya.
Wilayah Rawan Longsor di Jakarta
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa wilayah di Jakarta masuk dalam Zona Menengah-Tinggi yang berpotensi mengalami tanah longsor, terutama saat curah hujan tinggi.
Wilayah tersebut meliputi:
Jakarta Pusat: Kecamatan Menteng.
Jakarta Selatan: Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, dan Tebet.
Jakarta Timur: Kecamatan Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo, dan Pulo Gadung.
BPBD DKI Jakarta telah meminta para lurah, camat, dan masyarakat untuk tetap waspada dan mengantisipasi potensi gerakan tanah selama Februari 2025.
Yuke berharap, dengan adanya sosialisasi yang baik, masyarakat tidak hanya menjadi lebih siap tetapi juga tidak panik dalam menghadapi bencana. “Kalau disosialisasikan dengan baik, masyarakat bisa lebih siap menghadapi situasi darurat tanpa menimbulkan kepanikan yang berlebihan,” pungkasnya.(Yuanta)
Tinggalkan Balasan