Percepatan Investasi Energi Baru Terbarukan: Solusi untuk Masa Depan Energi Nasional
Laporan: Muhamad Nuraeni
JAKARTA | HARIAN7.COM – Indonesia terus memantapkan langkahnya dalam transisi energi hijau melalui peningkatan investasi di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT). Dr. H. Muh Haris, M.Si., Anggota Komisi XII DPR RI, menegaskan bahwa langkah ini adalah strategi penting untuk mencapai kemandirian energi yang ramah lingkungan dan berkeadilan.
“Tren investasi sektor EBT terus meningkat. Pada 2023, nilainya mencapai USD 1,5 miliar, dan target 2024 adalah USD 2,6 miliar. Ini mencerminkan komitmen kuat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan transisi energi bersih,” ujar Haris.
Komitmen ini diperkuat melalui kesepakatan di forum COP29 di Baku, Azerbaijan, di mana Indonesia menyepakati investasi senilai USD 235 miliar untuk pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT dengan kapasitas 75 gigawatt selama 15 tahun ke depan. Proyek-proyek besar seperti PLTS, PLTB, dan PLTP menjadi tumpuan utama.
Muh Haris menjelaskan, investasi di sektor energi hijau harus didasarkan pada tiga pilar utama:
1. Sosial – Memberikan akses energi yang merata ke seluruh wilayah, menciptakan lapangan kerja baru, dan melibatkan masyarakat lokal serta komunitas adat.
2. Ekonomi – Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor dan memaksimalkan potensi energi terbarukan domestik seperti tenaga surya dan panas bumi.
3. Lingkungan – Mendukung pengurangan emisi karbon sebesar 29% pada 2030 sesuai Paris Agreement, disertai upaya konservasi lingkungan seperti rehabilitasi hutan.
Selain itu, ia mendorong regulasi yang mendukung iklim investasi, insentif fiskal, dan kolaborasi dengan mitra internasional.
“Langkah ini tak hanya untuk memastikan swasembada energi, tapi juga menjaga kelestarian bumi bagi generasi mendatang,”pungkasnya.
Tinggalkan Balasan