HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Pasukan AS Meluncurkan Lima Serangan di Laut Merah untuk Pertahanan Terhadap Houthi di Yaman

 

Rudal serangan darat (TLAM) Tomahawk diluncurkan dari kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke Angkatan Laut AS USS Gravely terhadap apa yang oleh militer AS digambarkan sebagai sasaran militer Houthi di Yaman, Sabtu (3/2/2024). Foto: Angkatan Laut AS/via REUTERS

INTER | HARIAN7.COM – Pasukan Amerika Serikat (AS) di Laut Merah meluncurkan lima serangan dalam upaya pertahanan diri terhadap sistem persenjataan Houthi di Yaman. 

Baca Juga:  HUT Lantas Ke -65, Polantas Polres Cilacap Diharapkan Semakin Profesional Di Masyarakat

Dilansir dari AFP, Pentagon mengkonfirmasi tindakan tersebut yang terjadi antara pukul 15.00 dan 20.00 waktu Sanaa (Ibu Kota Yaman).

Militer AS menyebut, serangan tersebut merupakan bagian dari serangkaian tindakan mereka dan sekutu terhadap Houthi.

Tujuan serangan ini adalah untuk menghentikan Houthi di Yaman yang didukung oleh Iran, karena kelompok tersebut telah melakukan penyerangan terhadap jalur pelayaran di Laut Merah secara berulang kali. 

Baca Juga:  Kasat Lantas Polres Salatiga: Ini Alasannya Kenapa Telat Bayar Pajak Bisa Kena Tilang

Lima serangan tersebut termasuk menargetkan penggunaan UUV, kapal bawah air tak berawak, hingga drone Houthi, serta menargetkan rudal jelajah anti-kapal.

Pentagon menyatakan bahwa rudal-rudal yang dikendalikan Houthi menimbulkan ancaman terhadap kapal Angkatan Laut AS dan kapal dagang di wilayah tersebut.

Kelompok Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman telah memulai serangan pada bulan November lalu, termasuk serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

Baca Juga:  Lima Pasangan Mesum Digaruk Satpol PP dari Sejumlah Hotel Kelas Melati

Pasukan AS dan Inggris telah membalas dengan serangan terhadap kelompok Houthi.

Serangan di Laut Merah telah meningkatkan premi asuransi bagi perusahaan pelayaran dan memaksa banyak perusahaan untuk menghindari Laut Merah, yang merupakan rute penting yang biasanya memfasilitasi sekitar 12 persen perdagangan maritim global.

Editor: Bang Nur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!