![]() |
Ilustrasi.(Istimewa) |
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Salatiga, Tentrem Lestari, menegaskan bahwa tidak ada tindakan bullying di sekolahnya setelah dilakukan mediasi oleh Pj Wali Kota Yasip Khasani.
Tim khusus di sekolah yang responsif terhadap isu perundungan langsung bergerak setelah mendapatkan kabar, melakukan visit, dan klarifikasi ke berbagai pihak, namun tidak ditemukan adanya perundungan seperti yang dikabarkan.
“Setelah mendapatkan kabar, kami langsung meminta tim bergerak. Termasuk melakukan visit dan klarifikasi ke berbagai pihak, termasuk yang bersangkutan” jelas Tentrem. Hasilnya, tidak ditemukan adanya perundungan seperti yang dikabarkan.
Sekretaris LPAI Jawa Tengah, Dhinar Sasongko, mengapresiasi langkah Pj Wali Kota yang berhasil mengumpulkan semua pihak terkait dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dhinar menekankan pentingnya menjadikan prinsip terbaik bagi anak sebagai prioritas. Dengan demikian, semua pihak dapat kembali melanjutkan proses belajar mengajar dengan nyaman.
“Sebagaimana harapan kami, prinsip yang terbaik bagi anak harus dikedepankan. Saat ini, semua sudah bisa kembali melanjutkan proses belajar mengajar dengan nyaman,” imbuh Dhinar saat dikonfirmasi harian7.com usai mengikuti mediasi, Jumat (19/1/2024).
Informasi dihimpun harian7.com, mediasi dilakukan di ruang kerja Wali Kota dan dihadiri oleh berbagai instansi terkait, termasuk wali murid, DP3A, Dinas Pendidikan, Diskominfo, SMA 2 Salatiga, Cabang Dinas, dan Kabid SMA Disdik Propinsi.
Guntur Sri Hartono, orang tua siswi yang diduga menjadi korban bullying, menyampaikan terima kasih kepada Pj Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, dan LPAI Jawa Tengah atas perhatian dan kepeduliannya.
Meski tidak ditemukan peristiwa bullying oleh pihak sekolah atau dinas terkait, Guntur meyakini bahwa apa yang dialami anaknya benar terjadi.
“Terlepas atas apa yang dialami anak saya dianggap bukan peristiwa bullying itu hak mereka. Tuhan maha tahu dan “Sopo jujur bakal tinemu”, begitupun sebaliknya,”tandasnya.
Fokusnya saat ini, lanjut Guntur, adalah pada pengawasan anak agar kejadian serupa tidak terulang, dan ia menyatakan bahwa kondisi anaknya telah membaik di sekolah yang baru.(*)
Baca sebelumnya: