Rupiah Demi Rupiah Dikumpulkan, Rombongan Pengamen Ini Tetap Kompak Cari Penghasilan Susuri Setiap Sudut Pertokoan
Penulis : Ratmaningsih
Kontributor | Temanggung
![]() |
Kelompok pengamen yang berdandan badut dan dua diantaranya memakai kostum pemain kuda lumping lengkap dengan dandanan khasnya saat melakukan aktifitasnya. |
TEMANGGUNG| HARIAN7.COM – Sulitnya mencari nafkah dirasakan hampir semua kalangan terutama kalangan bawah yang harus banting tulang demi keluarga. Begitu juga rombongan pengamen ini, dari toko ke toko mereka datangi memutar musik sambil menari, terlihat keempat orang kompak mengamen ketika disambangi HARIAN7.COM di salah satu ruko komplek pasar Kranggan, Temanggung, Kamis (2/11/2021).
Rupiah demi rupiah mereka kumpulkan sambil menyusuri sederetan toko tanpa menghiraukan terik matahari siang itu. Yang terpenting bagi mereka pulang membawa uang untuk keluarga, Uniknya satu orang berdandan badut dan dua diantaranya memakai kostum pemain kuda lumping lengkap dengan dandanan khasnya. Sambil berjalan dan menari menghibur siapa saja yang ada di sekitarnya.
“Penghasilan tidak seberapa, hanya saja kami berusaha mencari nafkah dengan cara yang halal. Paling sedikit sehari kami mendapat dua ratus lima puluh ribu rupiah, hasilnya kami bagi rata. Semua tidak ada yang merasa keberatan. Biasanya kami ngamen di Yogyakarta, seputar Magelang dan sekali waktu di Temanggung ini,” Jelas Agung pimpinan rombongan ini.
Menurutnya lebih baik mereka mengamen daripada harus melakukan pekerjaan yang merugikan orang dan melanggar hukum. Banyak atau sedikit yang didapatkan tetap disyukuri. Pandangan miring tentang kami saat mengamen tidak pernah kami dapatkan. Selama ini tidak ada kendala yang berarti. Hanya saja mungkin besuk menghadapi musim hujan akan sedikit menghambat langkah kami.
Sementara itu, Dewi satu- satunya perempuan dalam rombongan tersebut mengatakan biasanya rombongan kesenian ini juga main di kafe dan hajatan.
“Namun ketika sepi job kami menyusuri pasar dan pertokoan,” ungkapnya.
Meskipun kaki terasa capek dan panas, kami tetap menari di setiap pertokoan dan pasar sampai musik kami berhenti. Semoga ada tanggapan dari instansi supaya kami bisa mendapatkan lebih. Kami juga berharap ada bantuan untuk kostum kami sehingga bisa berganti tiap harinya, tandasnya.
Rombongan yang tak mengenal lelah ini berupaya selalu menjaga kekompakan, susah seneng di rasakan bersama hingga seberapa bagian hasil yang diperoleh tidak pernah dipermasalahkan. Semoga ada perhatian dari pemerintah untuk rombongan kami, harap mereka kompak.
Tinggalkan Balasan