HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tim Pengabdian Masyarakat Unnes Adakan Sosialisasi Pemanfaatan Mesin Grandling Penggilingan Biji Kopi di Desa Kalisidi

Tim pengabdian UNNES mengadakan sosialisasi Pemanfaatan Mesin grandling untuk penggilingan kopi di Desa Kalisidi, Kabupaten Semarang. 

Penulis : Niken Subekti Biologi FMIPA UNNES

UNGARAN | HARIAN7.COM – Tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) mengadakan sosialisasi pemanfaatan mesin grandling untuk penggilingan biji kopi pada kelompok petani kopi di Desa Kalisidi, Kabupaten Semarang, Selasa (15/8/2023).

Pengabdian ini dilakukan oleh Tim UNNES yang beranggotakan Prof. Dr. Niken Subekti, S.Si, M.Si (Jurusan Biologi) Sonika Maulana, S.Pd, M.Eng (Jurusan Teknik Mesin), Rifa’atunnnisa, S.Hut, M.Si, Ph.D (Jurusan Ilmu Lingkungan), Aprillia Findayanti, S.Pd, M.GES  (Jurusan Geografi), Fahrur Rozy, S.Pd, M.Pd, Ph.D (Jurusan Ekonomi) dibantu oleh Staf Heri Setyanto, S.Kom, dan 3 mahasiswa aktif dari Prodi Biologi.

Mitra pengabdian ini adalah UMKM Terakopie. Tim pelaksana pengabdian ini dibiayai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang dengan No kontrak DPA 023.17.2.690645/2023.10 REVISI 2.

Adanya petani dan pengolah kopi dengan hasil perkebunan kopi melimpah, namun proses perawatan dan pengolahan kopi dilakukan secara konvensional. Masyarakat belum dapat melakukan standardisasi atau gradling kopi yang dihasilkan dengan kualitas kopi kurang maksimal.

Transformasi teknologi dapat dikembangkan di wilayah Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang antara lain meningkatkan kualitas kopi dengan menggunakan teknologi pembuatan mesin grandling biji kopi hilirisasi hasil penelitian dari tim pengabdian UNNES.

Baca Juga:  Tusuk Pengunjung Karaoke Hingga Tewas, Bagus Andika Langsung Kabur dan Berhasil Diringkus di Cianjur

Prof. Dr. Niken Subekti, S.Si, M.Si mengatakan berbekal dari biologi mencintai kopi dan lingkungan perkebunan.

“Jadi dari pemikiran kami seorang biolog kopi bahan alam yang luar biasa manfaatnya ada disitu. Kami memanfaatkan biji kopi biasa menjadi kopi siap dinikmati dengan harga lebih tinggi,” ujarnya. 

Menurutnya, Menemukan ketidak maksimalan produksi biji kopi menjadi sebuah tantangan bagi pihaknya.

“Kami dari akademisi ada tantangan untuk bisa memberikan solusi problematika masyarakat petani kopi. Berdasarkan hasil riset dilakukan untuk bisa mengolah biji kopi agar lebih nikmat menurut jenisnya,” jelasnya. 

Niken menambahkan, Ada ide bagaimana cara memberikan edukasi kepada masyarakat dari hasil riset telah dilakukan untuk masing-masing kopi dibedakan berbagai macam jenis kopi sudah ada dan analisis hasilnya telah tersedia di publikasi dalam jurnal adimas. 

Dari hasil riset itu, pihaknya sempat memperbandingkan analisis kimia dari 3 jenis kopi di 3 daerah yang berbeda, dengan uji tingkat kesukaan yang berbeda pula.

Disitulah, pihaknya menemukan bahwa kopi kalisidi paling banyak dinikmati oleh responden dan lebih baik kualitasnya dibandingkan dengan jenis kopi lainnya.

“Kami bandingkan dengan standarisasi milik Badan POM ternyata kopi kalisidi memiliki kadungan kafein sesuai dengan standart BPOM jadi lebih aman untuk dikonsumsi masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga:  58 Personil Polres Semarang Naik Pangkat

Dengan penemuan itu, dia mengatakan untuk bisa segera memberikan edukasi terkait pentingnya pengelolahan biji kopi lebih baik.

“Masyarakat kita belum ada edukasi tentang itu, bagaimana memanfaatkan biji kopi yang baik untuk kedai kopi,” jelasnya.

Tak hanya itu, pihaknya menyarankan untuk penggunaan mesin grandling untuk pengolahan biji kopi.

Mesin grandling ini untuk meningkatkan kualitas biji kopi dan meningkatkan pendapatan petani kopi.

“Menggunakan mesin grandling ini pemanasannya lebih stabil, sehingga berpengaruh pada cita rasa kopi,” tuturnya.

Teknologi pembuatan mesin grandling untuk pengelolaan biji kopi di wilayah Kalisidi sangat dibutuhkan untuk mendukung peningkatan kualitas kopi dan cita rasa kopi sehingga akan meningkatan harga jual kopi ditingkat petani.

Disamping itu diperlukan pengembangan sumber daya manusia yang baik dalam hal ini adalah pengusaha dan pengolah kopi yang memahami teknik pembuatan kopi khususnya di wilayah Kalisidi.

Teknologi pengolahan kopi menjadi serbuk, merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan pendapatan petani kopi, karena biji kopi menjadi serbuk yang penuh cita rasa, bersih, sehat, dan aman, jika dibandingkan dengan pengolahan secara konvensional.

Serbuk kopi menjadi lebih tahan terhadap kerusakan oleh organisme perusak (bakteri dan jamur).

Penguasaan terhadap teknologi pembuatan mesin grandling merupakan langkah yang sangat strategis dalam rangka menunjang peningkatan kualitas dan batas waktu konsumsi kopi.

Baca Juga:  Penandatanganan Perjanjian Kerja dan Penyerahan Keputusan Bupati Semarang Tentang Pengangkatan PPPK Formasi Tahun 2020

Pembuatan mesin grandling untuk pengolahan biji kopi, merupakan teknologi inovasi baru hilirisasi produk hasil penelitian tim pengabdian UNNES menghasilkan produk mesin pembuatan mesin grandling.

Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode berbasis kelompok, secara komprehensif.

Program ini akan mendampingi seluruh aspek mulai dari keterampilan sumber daya manusia untuk mengaplikasikan mesin grandling pembuatan serbuk kopi, sosialisasi penggunaan mesin grandling untuk kopi, menguatkan kelompok dengan mengoptimalkan potensi lokal.

Sementara itu, Ketua UMKM Terakopie Kalisidi Kabupaten Semarang Abdul Walid menyambut baik.

Dia merasa pihaknya cukup terbantu dengan inovasi ataupun masukan yang diberikan oleh tim Tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES).

“Apresiasi kami bagus, untuk hasilnya nanti bisa dicoba dan bisa bermanfaat anggota kami ataupun petani kopi yang lain di Jawa Tengah ini,” kata Abdul Walid usai menghadiri acara sosialisasi dengan Tim Pengabdian Masyarakat UNNES.

Ia berharap pengabdian seperti ini sering dilakukan guna mendorong pihaknya lebih bisa maju dan tetap berinovasi dengan baik.

“Membuat kami lebih bisa memberikan semangat ke kami agar jangan bosen untuk para akademisi membantu kami UMKM bisa menjadi penopang ekonomi yang bisa solid untuk saat ini,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!