Penambahan Alat Radiasi untuk Melengkapi Proses Sterilisasi Susu
![]() |
Tim pengabdian 2023 dari Universitas Negeri Semarang dengan mitra UMKM susu sapi saat foto bersama. |
SEMARANG | HARIAN7.COM – Susu sapi mengandung nilai gizi yang hampir semua zat yang dibutuhkan manusia ada dalamnya, diantaranya protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin. Sayangnya kandungan gizi yang tinggi pada susu justru menjadi media yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan mikroba.
Susu Sapi merupakan bahan pangan hewani yang tidak tahan lama disimpan dan mudah rusak walaupun kondisi lingkungannya cenderung aerob kerugian sangat mungkin ditimbulkan, terutama saat proses menuju kemasan.
Mirisnya peternak dan pengusaha UMKM hanya menggunakan metode pasteurisasi, ada yang menggunakan suhu mencapai 90°C. Hal ini menyebabkan susu di kemasan hanya dapat bertahan sekitar 1 bulan. Akhirnya rusak pada posisi penyimpanan dan sering merugi.
Oleh karena itu diperlukan alat pengolah hasil susu yang dapat mendekati hasil susu menggunakan proses Ultra High Temperature (UHT). Mahalnya perangkat alat proses UHT tidak dapat dijangkau oleh kelompok peternak, sehingga Tim pengabdian mencoba membuat alat yang cukup sederhana.
Dengan tema Kemitraan antara Universitas Negeri Semarang dengan mitra UMKM Susu Sapi milik Pak Daniel Alexander Titahena yang berlokasi di Tlogosari, Kota Semarang. Tim Pengabdian 2023 dari Universitas Negeri Semarang, yaitu Prof. Dr. Wara Dyah Pita Rengga, S.T., M.T.; Rusiyanto., S.Pd., M.T., dan Ria Wulansarie, S.T., M.T. dan dibantu oleh Miftakhul Izza Arinanda, dan Muhammad Fajrul Rohman
Berdasarkan keluh kesah dari pengolah susu, maka dibuatlah alat sterilisasi susu yang menambahkan proses iradiasi untuk melengkapi proses sterilisasi pada susu murni dengan desain terbaru terutama pada tempat proses irradiasi yang dibuat dalam box aklirik dilengkapi dengan kipas untuk mengurangi panas akibat panas lampu sebagai aliran susu, dan menggunakan 2 buah lampu masing-masing 40 W untuk kekuatan konstruktif sinar UV-C.
![]() |
Susu sapi dari mitra UMKM |
Susu Segar diambil pagi hari dari Peternakan Desa sekitar UNNES karena keunggulan kandangnya yang bersih, dengan batas cemaran mikroba dalam susu segar adalah Total angka lempeng total (ALT) mencapai 106-107 cpu/mL.
ALT adalah metode menghitung pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah sampel ditanam pada lempeng media padat dengan cara tuang yang selanjutnya diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-37°C.
Dalam prakteknya, susu segar sebagai bahan baku susu kemasan selanjutnya dibawa ke lokasi alat berupa box radiasi yang secara berita acara diserahkan kepada UMKM Susu sapi melalui proses pasteurisasi dalam dandang besar dengan pemanasan menggunakan api gas LPG mencapai suhu 90℃ dengan pengadukan dan dipertahankan beberapa waktu Sirkulasi panas pada susu harus merata.
Setelah susu mulai mendingin dan tetap dalam kondisi panci tertutup, segera susu disaring dan ditempatkan dalam botol yang sudah steril dan ditutup, lengkap sebagai bentuk susu dalam botol dengan ukuran 250 mL. Box akrilik dengan desain lampu radiasi sebanyak 2 buah dan dimensi lebaar 15 cm dilengkapi dengan kipas angin untuk sirkulasi udara.
Susu ditata dengan posisi tidur sisi kanan dan kiri seperti pada gambar untuk susu putih dalam box dan muat sampai 40 botol pada bagian atas dan bawah dan jangan lupa lampu dinyalakan sampai 5 jam. Susu selanjutnya diujikan kembali dengan hasil mendekati susu UHT dengan angka uji ALT mencapai 24 cpu/mL
Selanjutnya susu ditempatkan botol yang langsung ditutup dan susu ditempatkan pada suhu showcase agar terhindar dari kontaminasi lingkungan. Proses penyimpanan dan pendistribusiannya sampai ke tangan konsumen perlu diperhatikan. Kemasan harus selalu dalam keadaan steril dan tertutup rapat.
Analisis sampel yang telah kami uji mendapatkan hasil yang lebih baik daripada proses pasteurisasi konvensional. Nilai pH susu sapi yang terkena sinar UV-C juga tidak mengalami perubahan terhadap nilai pH sekitar 6,3-6,8. meskipun angka ALT masih lebih besar dibandingkan susu UHT kami akan terus coba meneliti dengan mahasiswa UNNES untuk menjadikan produk susu ini “Zero Bacteria” ujar Pak Daniel dengan penuh keyakinan untuk peningkatan kualitas susu dan pastinya peningkatan income para peternak dan pengolah susu.
Tinggalkan Balasan