Sarasehan “Jo Kawin Bocah”, Kurnia Ati’ullah Menyampaikan: Ini sudah menjadi permasalahan global di dunia
Penulis : Ratmaningsih*
Kontributor | Temanggung
![]() |
Sarasehan “Jo Kawin Bocah” yang digelar Tim Penggerak PKK dan PC Fatayat NU Temanggung. |
TEMANGGUNG | HARIAN7.COM – Maraknya pernikahan anak di bawah umur akhir – akhir ini membuat keprihatinan di berbagai kalangan. Untuk menyikapi hal tersebut, Tim Penggerak PKK bersama Pimpinan Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Temanggung mengadakan sarasehan dalam rangka mencegah anak menikah di usia dini. Bertempat di Pendopo Pengayoman Temanggung, Minggu (9/3/2023).
Acara dihadiri oleh anggota PKK kabupaten Temanggung dan anggota Fatayat juga pengurus dari keduanya. Selaku narasumber menghadirkan Ketua Penggerak PKK Temanggung, Eni Maulani Saragih dan ketua Fatayat Nahdlatul ulama, Kurnia Ati’ ullah. Dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, acara cukup menarik perhatian seluruh undangan.
Dalam sambutannya Kurnia Ati’ullah menyampaikan bahwa masa sekarang ini pernikahan anak tidak hanya terjadi di kota tembakau ini namun sudah menjadi permasalahan global di dunia.
“Fenomena alam dan sosial yang ada di hadapan kita, salah satunya adalah pernikahan anak, bukan hanya melanda Indonesia, apalagi Kabupaten Temanggung, tetapi di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berkembang. Pernikahan anak masih menjadi permasalahan global yang sampai sekarang masih dicari solusinya,” ungkapnya.
Kurnia juga menyampaikan, bahwa perlu adanya peran nyata kader Fatayat NU untuk berkontribusi menyumbangkan pikiran dan tindakan nyata dalam pencegahan “Jo Kawin Bocah”, serta peningkatan kualitas hidup manusia dan generasi yang dilahirkan.
“Kasus pernikahan anak akan berdampak besar pada kualitas hidup manusia, kualitas generasi yang dilahirkan. Kita sebagai kader-kader sudah seharusnya memberikan kontribusi, baik berupa pikiran, maupun tindakan. Perlu pendekatan kesadaran pendidikan, peningkatan ekonomi, maupun peningkatan pemahaman agama,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Temanggung, Eni Maulani dalam sarasehan ini berbagi pengalaman terkait sosialisasi yang telah dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di wilayah Kabupaten Temanggung. Usia pelajar SMP, antara dua belas sampai lima belas tahun merupakan usia yang rawan dan perlu adanya edukasi.
“Untuk mencegah stunting, kita lakukan kampanye “Jo Kawin Bocah” di sebagian SMP se-Kabupaten Temanggung. Kenapa di SMP, tidak di SMA?, karena SMP itu umur-umur yang rawan, masa pubertas. Salah satu pencegahannya kita harus terbuka, baik orang tua, maupun bapak, ibu guru di sekolah,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan