Terpikat Dengan Pesona Sang Ratu Daun, Warga Salatiga Ini Kini Tekuni Budidaya Aglonema
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Bunga Sri Rezeki, atau yang lebih populer disebut Bunga Aglonema adalah salah satu bunga yang banyak diburu para kolektor.
Ini karena Aglonema memiliki pesona keindahan tersendiri. Selain itu tanaman ini juga sering mendapat predikat sebagai tanaman yang eksotis, juga sebagai “Ratu Daun”.
Bukan tanpa alasan, karena memang daun si Aglonema ini beraneka ragam dan cantik luar biasa. Sehingga banyak orang terpikat serta menekuni bisnis Aglonema.
Di Salatiga misalnya, Setyawan Adi Sucipto warga Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti. Ia memulai bisnis budidaya Aglonema sejak tahun 2018 lalu.
Ia mengaku memilih bisnis ini berawal dari ketertarikannya dengan tampilan dan pesona warna si ratu daun itu.
“Melihat dari tampilan dan pola warna juga ya. Kenapa itu kok disebut ratu daun. Nah akhirnya tertarik disitu dan pengembangan juga lebih cepat dibandingkan tanaman lainnya,” ungkapnya di greenhouse miliknya Jalan Surowijoyo, Nomor 35, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Salatiga Sabtu (11/2/2023).
Diakui pria yang akrab disapa Mbah Yok bahwa merawat Aglonema susah-susah gampang. Karena tanaman itu tergantung pada media tanamnya.
“Selama media itu cocok disitu dengan media yang baik tanaman akan subur nantinya,”ungkapnya.
Namun untuk mengikuti kontes, perlu ada perlakuan khusus dari Aglonema. Seperti media tanam yang benar-benar aman tanpa bakteri.
Selain itu juga perawatan dalam hal kestabilan penyiraman tanaman. Harus disesuaikan dengan kondisi cuaca yang ada.
“Cuaca seperti apa penyiraman harus dua hari sekali ataupun tiga hari sekali. Dengan stabil disitu. Maka disitu akan menjadikan pohon itu muncul dengan kestabilan disitu, entah bentuk daun atau kestabilan warna,”terang Mbah Yok.
Ia membeberkan kunci perawatan Aglonema ada di perawatannya. Selain itu cuaca juga cukup berpengaruh. Namun ia mengatasi hal itu dengan memilih media tanam.
“Dengan perubahan cuaca itu kita rubah dengan media ringan atau media berat. Penyiraman saat musim hujan kita ada tenggang waktunya,” ungkap dia.
Di greenhouse yang diberinama Kandang Kontrakan miliknya Mbah Yok memiliki lebih dari 500 tanaman dengan sekitar 100 macam jenis Aglonema.
Diakuinya tanaman miliknya lebih fokus untuk kontes. Meski begitu ia juga menjualnya secara umum ke masyarakat.
Dijelaskan perbedaan antara tanaman untuk kontes dan hiasan rumah adalah pada kestabilannya. Yakni kestabilan warna daun dan bentuk daun.
“Kalau di kontes kita kestabilan bentuk daun, terus kestabilan di warna dan juga untuk tampilan,”
Mbah Yok menyebut tanaman Aglonema miliknya untuk hiasan rumah dijual mulai Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu. Tergantung jenis tanamannya.
“Untuk prospek kontes itu harganya berbeda. Dengan harga yang Rp 100 ribu kita bisa jual dengan harga Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu dengan jenis yang sama,” bebernya.
Diakuinya Aglonema yang sudah pernah menang kontes harganya bisa naik signifikan. Salah satunya Aglonema miliknya yang pernah menang kontes pernah tawar mulai Rp 4 juta sampai Rp 5 juta.
“Tapi tidak saya jual. Karena saya lanjutkan sampai ke jenjang kontes lagi,” akunya.
Selain merawat tanaman Aglonema, berkat ketekunannya dalam tanaman itu Setyawan juga dipercaya sebagai juri baik tingkat regional maupun nasional.
Ia juga memberikan tips bagi pemula untuk mengikuti kontes Aglonema yaitu dengan perawatan yang baik. Seperti memotong bunga dengan rutin. Melakukan penyemprotan untuk menumbuhkan daun sesuai keinginan.
“Tinggal kita milih mau buat daun kecil atau daun besar. Dengan cara tanam disitu. Jadi ada beberapa cara penanaman untuk membikin bahan prospek,”tandasnya.(*)
Tinggalkan Balasan