HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Bentuk Relawan Bersih Makam, Itulah Cara Seorang Pengacara Senior di Salatiga Mengingat Adanya Kematian

Joko Tirtono bersama komunitasnya saat istirahat disela bersih makam.

Laporan: Bang Noer

SALATIGA,harian7.com – Di Kota Salatiga ada sekelompok relawan yang bernama  “Relawan Resik-Resik Kubur”. Sesuai namanya, kelompok ini memiliki kegiatan utama bersih-bersih makam.

Y Joko Tirtono SH merupakan koordinator “Relawan Resik-Resik Kubur” mengatakan, bahwa langkahnya melaksanakan bersih-bersih makam ini telah berlangsung sejak tiga tahun dan ini hampir empat tahun.

“Kelompok relawan yang bernama  “Relawan Resik-Resik Kubur” di Kota Salatiga yang sesuai namanya, kelompok ini memiliki kegiatan utama bersih-bersih makam,”katanya, saat dihubungi harian7.com, Minggu (9/10/2022).

Baca Juga:  Nobar Virtual Kasad Award 2023, Kodim 0714/Salatiga Apresiasi Peran Media

Seorang pengacara yang akrab disapa Jack ini mengungkapkan, bersih makam ini dilakukan setiap hari Jumat dan Minggu.

“Kegiatan bakti sosial kita lakukan selepas solat Jumat dan saat hari Minggu,”tuturnya.

Untuk sasaran selalu berpindah-pindah dan tidak hanya di wilayah Kota Salatiga saja. Namun juga wilayah seputaran Kota Salatiga.

Baca Juga:  Ratusan Kader Partai Gerindra Kota Salatiga Ikuti Pendidikan Politik

“Makam yang dinilai kurang terawat atau banyak ditumbuhi rerumputan kita  bersihkan,”ucap Joko.

“Kegiatan sosial ini  sebagai bentuk refleksi hati dan refleksi jiwa,”ucapnya.

Joko menuturkan, komunitas ini awalnya digagas dan dibentuk oleh sembilan orang dan saat ini menjadi 20 orang. Di dalam komunitas ini kita dasari keikhlasan, kesadaran.

“Kita murni kesadaran dan tidak meminta sumbangan kepada siapapun. Jadi murni swadaya para anggota,”terang Joko.

Ditambahkan Joko, dalam waktu dekat ini kita akan membersihkan sebuah makam tidak terawat di wilayah Karanggede. 

Baca Juga:  Empat Kali Jadi Ketua DPC PDI Perjuangan, Teddy Sulistio Siap “Melekkan” Ideologi bagi Delapan Anggota DPRD Salatiga

Diakui Joko, kegiatan ini sebagai cara untuk mengingatkan komunitasnya kepada kematian. Ada hidup dalam kematian dan ada kematian dalam hidup.

“Dengan terus mengingat adanya kematian, manusia akan eling dan memiliki rasa syukur, jika hidup di dunia hanya sesaat. Kelak di kehidupan yang akan datang itulah manusia memulai kehidupan panjangnya sampai akhir dunia,”pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!