HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Terkuak Mitos Larangan Bengkok Buntu Yang Mengisahkan Kades Penunggang Kuda Melintas Dikawasan Ini Mendapat Petaka dan Berujung Maut Menjemput

Laporan: Iwan Setiawan

BANJARNEGARA, harian7.com – Desa Kecepit adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Berkembang mitos didesa ini ada sebuah lahan yang kerap disebut Bengkok Buntu yang dipercaya masyarakat sangat sakral dan membawa petaka.

Dikisahkan masyarakat, sudah beberapa kepala desa yang menjabat tidak boleh menggarap lahan bengkok ini, karena diyakini akan mendapat malapetaka.

Mitos lahan bengkok tak boleh di garap oleh kepala desa yang menjabat itu sama persis didesa tetangga yang bersebelahan yakni Desa Danakerta.

Dibeberkan warga Desa Kecepit bernama Sarni seorang wanita paruh baya yang tinggal tak jauh dari lahan terlarang tersebut menyebutkan jika tidak satupun Kepala Desa Kecepit yang pernah menggarap lahan bengkok. Entah alasan apa yang membuat kepala desa yang menjabat hingga takut, iapun tidak tahu persis apa penyebabnya.

Baca Juga:  Owner PT Bintang Abadi dan Sikabu Mandiri Jakarta Serahkan Bantuan Ratusan APD Kepada RSPAW Salatiga

“Menurut cerita pada dulu kala, ada kuda yang ditunggangi kepala desa jatuh  dan penunggangya meninggal dunia,”bebernya, saat ditemui harian7.com, Kamis (7/7/2022).

Sarni menuturkan, selama ia tinggal juga pernah menjumpai kepala desa menunggangi kuda lalu terpeleset jatuh dan tak lama meninggal dunia.

“Selama saya di sini juga ada kepala desa dangan menunggangi kuda pernah terpeleset jatuh di sini dan selang beberapa hari meninggal dunia,”tuturnya.

Sani menyebut, mitos larangan itu terjawab. Sejak bergantinya kepala desa dan saat ini dijabat oleh  Suharno tidak lagi ada peristiwa seperti disebut sebut dalam mitos. Pasalnya, Kades Suharno menunggang kuda dan melintas didaerah lahan bengkok itu tidak terjadi apa – apa.

Baca Juga:  Pemdes Kecitran Gelar Penjaringan Perangkat Desa, Sembilan Peserta Terima Hasil Test Dengan Lapang Dada

“Sejak Pak Suharno menjabat  kepala desa dan menunggang kuda melintas di lahan bengkok ini alhamdulilah tidak terjadi apa-apa,”terangnya dengan gamblang.

Suharno, Kades Kecepit.

Menanggapi mitos itu, Kades Kecepit, Suharno saat ditemui harian7.com menepis mitos tersebut. Ia mengaku selama manjabat kepala desa justru sudah berulang kali masuk area bengkok buntu namun tidak pernah sekalipun ada fenomena aneh ketika datang ke bengkok buntu.

“Saya pernah ke Bengkok Buntu menunggangi kuda tetapi tidak ada fenomena apapun. Bukanya saya menantang tetapi bila saya tidak di perkenankan masuk area bengkok buntu berharap ada insyarat atau teguran oleh penunggu bengkok buntu,”ungkapnya.

Lebih lanjut Suharno mengisahkan bahwa di pojok Bengkok Buntu tepatnya di rerumbunan pohon pisang menjadi pusatnya penunggu bengkok buntu, dan dulunya ada sebuah tumpukan sisa bakaran kemenyan setinggi 30 cm berada di lokasi ini.

Baca Juga:  Aksi Keren, Gus Yasin Bareng Laskar Lereng Muria Tanam 1.000 Pohon di Waduk Logung Kudus

“Karena ini cenderung mengarah ke musrik, maka tumpukan sisa bakaran kemenyan tersebut saya buang agar tidak di manfaatkan oleh orang tidak bertanggung jawab untuk sekedar membuat mitos yang tidak jelas asal usulnya,” pungkasnya.

Terpisah Djarkasi anggota DPRD Komisi 2 dari fraksi Golkar atau lebih akrap di panggil Gus Djarkasi mengatakan, bila saat ini sudah jaman modern sudah saatnya tidak usah berbicara mitos.

“Ini merupakan tantangan kita untuk mematahkan mitos-mitos tersebut agar kepala desa bisa memanfaatkan lahan bengkok untuk menambah penghasilan dari kepala desa, intinya selama kita berbuat baik dan menjalankan pemerintahan secara baik insya Allah akan aman-aman saja,” tutupnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

HIBURAN

SPORT

error: Content is protected !!