Dihajar Belasan Kali Awan Panas Guguran, Status Merapi Masih Siaga
Awan panas guguran Gunung Merapi. |
Laporan: Fera Marita
SALATIGA, harian7.com – Gunung Merapi kembali luncurkan awan panas guguran pada Rabu ( 9/3/22 ) hingga Kamis ( 10/3/22 ). Tercatat enambelas kali awan panas guguran ( APG ) menerjang Merapi secara maraton sejak Rabu malam kemaren.
Informasi yang dihimpun dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG ) mencatat jarak luncur terpanjang sejauh 5.000 meter dengan amplitudo max 75 mm dan durasi max 570 detik yang mengarah ke arah Tenggara.
“Awan panas guguran terjadi sejak Rabu malam pukul 23.18 WIB, disusul pukul 23.29 , 23.38, 23.44 dan 23.53 WIB. Sedang pada Kamis dini hari awan panas guguran terjadi sejak pukul 00.22 WIB disusul pada pukul 01.00, 01.22, 01.35, 01.59, 02.07, 02.43, 02.58, 03.00 dan 04.43 WIB, ” papar Hanik Humaida, Kepala BPPTKG pada siaran persnya.
Selain awan panas guguran, Merapi juga memuntahkan lava pijar sebanyak 9 kali yang mengarah ke Barat Daya dengan jarak luncur maksimum sejauh 1.800 m.
Akibat dari awan panas guguran Merapi sejumlah penduduk di wilayah Timur Merapi, yaitu desa Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul di evakuasi ke Balai Desa Glagaharjo. Tercatat 193 jiwa mengungsi di Balai Desa Glagaharjo yang terdiri dari lansia sebanyak 38 jiwa, balita 40 jiwa, ibu hamil 1 jiwa dan dewasa 114 jiwa.
Namun demikian status Merapi masih berada di level siaga. Hanik mengungkapkan bahwa potensi luncuran material masih berada di alur – alur sungai sehingga masyarakat belum perlu untuk mengungsi.
“Saat ini Merapi memiliki 2 kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 20 Februari 2022 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 m3 dan kubah tengah sebesar 3.228.000 m3. Namun kubah lava tengah masih relatif stabil untuk saat ini, ” ungkap Hanik.
Hanik juga menambahkan jika potensi luncuran ke tenggara dan barat daya masih ada. Namun kejadian APG memang tidak bisa di prediksi kapan waktunya. Sejauh ini BPPTKG selalu menginformasikan kondisi Merapi melalui media sosial resminya juga bisa diakses melalui saluran radio dan pos pengamatan terdekat.
Terkait masih adanya supply magma ke Merapi, Hanik menjelaskan bahwa saat ini supplya magma masih berlangsung dibuktikan dengan adanya gempa vulkanik dangkal ( VTB ) dan gempa multiphase ( MP ).
“Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi dimana guguran terjadi rata-rata sebanyak 140 kali/hari. Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi. Seismisitas internal (VTB dan MP) terjadi >5 kali/hari, sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 3,5 mm/hari, ” tandas Hanik.
Hanik juga berpesan agar masyarakat lereng Merapi tidak panik dan tetap mematuhi aturan BPPTKG untuk tidak berkegiatan di zona bahaya. Selain itu masyarakat juga perlu mewaspadai adanya lahar dingin dikarenakan curah hujan di atas Merapi masih tinggi.
“Sinergi antar masyarakat dan pemerintah daerah akan memberikan keselamatan bagi warga Merapi. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi aktivitas Gunung Merapi dari sumber yang terpercaya dan mengikuti rekomendasi dari Badan Geologi, pemerintah daerah, dan BPBD setempat, ” pungkas Hanik.
Tinggalkan Balasan