HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Samakan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing, PWNU DKI: “Perkataan Itu Melukai Hati Umat Islam di Indonesia”

LAM Riau Minta Jokowi Copot Menag Yaqut Cholil Qoumas, Buntut dari Kasus Gonggongan Anjing vs Toa Masjid /Foto: Instagram @gusyaqut.

JAKARTA,harian7.com – Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang membandingkan suara adzan dengan gonggongan anjing, dinilai melukai hati umat Islam di Indonesia. Demikian diungkapkan Wakil Ketua LPBH PWNU DKI Jakarta Kevin Haikal, lewat keterangan tertulisnya, Kamis (24/2/2022).

Pernyataan Yaqut tersebut, sontak menuai kritik dari masyarakat terutama dari umat Islam di Indonesia. Selain dianggap kurang pas, Menag Yaqut dianggap tidak mempresentasikan sebagai seorang menteri agama.

“Adzan itu merupakan panggilan bagi seluruh muslim untuk melaksanakan ibadah hariannya dan tidak sepantasnya disamakan dengan binatang. Tidak tepat dan sangat tidak benar menganalogikan nya dengan perbandingan gonggongan anjing,” tegas Kevin.

Baca Juga:  Viral Postingan Gaji Bupati Banjarnegara di Medsos, Ini Tanggapan Ganjar Pranowo

Menurut Kevin, cara Menag Yaqut menganalogikan perumpamaan suara adzan dengan gonggongan anjing merupakan sebuah statement gegabah yang di lontarkan oleh pejabat negara sekelas menteri agama.

Selain itu, ini juga merupakan suatu hal yang mendegradasi dan mengkerdilkan esensi dari Adzan sebagai panggilan untuk beribadah kepada Tuhan.

“Masih banyak perumpamaan lain yang bisa di gunakan, perbandingan yang apple to apple, yang kontekstualitasnya sejajar dan sama. Kenapa tidak di umpamakan dengan suara lamborghini / ferrari, kan lebih baik,” tegasnya lagi.

Wakil Ketua DPP Laskar Merah Putih ini menambahkan dengan menggunakan pengeras suara sebagai salah satu sarana mengumandangkan Adzan telah menjadi tradisi di Indonesia dan selama ini terpelihara dengan baik.

Baca Juga:  Jokowi Minta Pekan Ini Penyaluran PKH Dilakukan

“Kehadiran negara yang mengatur hingga detail tekhnis terkait dengan aturan penggunaan pengeras suara di masjid dirasa terlalu dalam dan agak sedikit berlebihan. Saya rasa, kita rakyat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang terbiasa dengan adat ketimuran,” ucapnya.

“Artinya, kita tau batas dan cenderung punya ewuh pekewuh / tata krama dalam berkehidupan sosial. Tanpa perlu di buat aturan seperti itu, selama ini rasanya tradisi itu berjalan dan aman-aman saja,” imbuhnya.

Menurut Kevin, tanpa perlu surat edaran dari Kementerian Agama pun, penggunaan toa masjid selama ini sudah cukup rapih dan memperhatikan aspek lingkungan. Kalaupun ada satu dua permasalahan yang timbul akibat kesalahan komunikasi, itu selesai dengan musyawarah dan mufakat.

Baca Juga:  Kloter Pertama, 4 Juni 2022 Mendatang Indonesia Akan Berangkatkan 100.051 Jemaah Haji

“Atas nama pribadi, sebagai masyarakat indonesia dan juga umat islam, saya berharap Pak Menteri Agama bisa lebih hati-hati lagi dalam memilih diksi/kata. Karena hal ini, menganalogikan adzan dengan perbandingan gonggongan anjing, telah menciderai hati ummat muslim secara general,” katanya.

Kevin berharap, Presiden Joko Widodo juga dapat melakukan evaluasi terkait kinerja Menteri Agama, karena ini bukan kali pertama ada pernyataan-pernyataan yang bersifat menyinggung masyarakat islam.(*)

Editor: Choerul Amar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!