HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Selama Pandemi, Pedagang Kaki Lima di Alun-Alun Hanggawana Slawi Keluhkan Omset Menurun

Lokasi pedagang kaki lima yang dipindahkan dari Alun-Alun Hanggawana Slawi ke belakang Kantor Bupati Kabupaten Tegal.

Penulis: Khuswatun Khasanah – Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Semarang (UNNES)

SLAWI,harian7.com – Pandemi Covid-19 yang belum usai, memberikan dampak bagi masyarakat terlebih masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Salah satu yang merasakan dampaknya yaitu para pedagang kaki lima (PKL) yang ada di Alun – Alun Hanggawana Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Mereka mengeluhkan pendapatan yang menurun dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

Wilayah Alun-Alun Hanggawana Slawi sudah dibuka kembali setelah sebelumnya ditutup sementara. Berdasarkan data pada website covid19.tegalkab.go.id (10/10), menunjukkan data zonasi per kecamatan dimana Kecamatan Slawi masuk dalam zona orange atau level 3 yaitu resiko sedang. Hal tersebut membuat para pedagang kaki lima diperbolehkan berjualan kembali di area Alun-Alun Hanggawana Slawi. Walaupun sudah dibuka, Pemerintah Kabupaten Tegal tetap menghimbau para pedagang untuk tetap mematuhi protokol kesehatan seperti yang dianjurkan pemerintah. 

Baca Juga:  234SC Regwil Kota Semarang Bagikan Ratusan Paket Sembako, Cecep:"Baksos Ini Menyasar Anak Yatim Yang Orang Tuanya Meninggal Akibat Covid - 19"
Suasana disekitar pusat Alun-Alun Hanggawana Slawi dimana PKL dilarang berdagang.

Pada hari Minggu (10/10/2021), para pedagang kaki lima yang diperbolehkan berdagang ternyata berpindah tempat. Sebelumnya, para pedagang berdagang di sekeliling pusat area Alun-Alun Hanggawana Slawi kemudian dipindahkan ke belakang Kantor Bupati Tegal hingga memenuhi ruas-ruas jalan.

 “Selama pandemi ini jelas pendapatan berkurang ya mba karena masyarakat mungkin daya belinya rendah soalnya pandemi semua serba sulit,”  ujar Fira, salah seorang pedagang makanan yang setiap hari Minggu berdagang di Alun-Alun Hanggawana Slawi.

Baca Juga:  Semangat Baru Salatiga di PON XXI, Target Lima Emas, Doa dan Dukungan Penuh!

Meskipun Alun-Alun sudah dibuka kembali, Fira mengaku pendapatannya menurun dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Fira dapat meraup untung hingga 800 ribu rupiah per harinya namun selama pandemi pendapatan sehari yang didapatnya hanya berkisar 150-400 ribu rupiah.

“Kalo dulu sebelum pandemi saya bisa dapat sampai 800 ribu mba sekarang 500 saja susah, paling 150 ribu sampai 400 ribu,” tambah Fira.

Dengan pendapatannya yang menurun Fira mengatakan bahwa dirinya harus mengatur keuangan lebih  baik dan berhemat agar kebutuhan rumah tangganya dapat tercukupi terlebih dalam kondisi pandemi seperti ini.

Baca Juga:  DCAB ID Region Salatiga Gelar Halal Bihalal dan Temu Kangen, Ini Harapan Yuddy

“Walaupun semakin kesini sudah sedikit membaik tidak seperti awal-awal covid, tapi saya harus tetap berhemat karena pendapatan jelas berkurang dan menurun,” ungkap Fira.

Fira berharap pandemi segera usai supaya daya beli masyarakat kembali seperti biasanya agar Ia dan para pedagang lainnya dapat beraktivitas seperti biasanya supaya kegiatan perekonomian di Alun-Alun Hanggawana kembali meningkat.

“Harapan saya, pandemi segera selesai agar masyarakat dibebaskan dan diperbolehkan mengunjungi Alun-Alun sehingga Alun-Alun ramai kembali, kalau ramai kan bisa meningkatkan daya beli jadi pendapatan kembali seperti biasa,” tutup Fira.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!