Prihatin! Penanganan Kasus Dugaan Penyelewengan Pengadaan Seragam Dinas di Kab Semarang Tahun 2019 “Mlempem”, LSM ICI Sebut Diduga Sudah Ada Potong Kue Keju Secara Jama’ah
Istimewa. |
UNGARAN,harian7.com – Dugaan adanya markup dan penyelewengan terkait pengadaan barang di lingkup salah satu instansi di Kabupaten Semarang, sangat disayangkan. Bahkan dalam persoalan tersebut tengah ditangani petugas, namun terkesan bak seremoni saja dan lamban. Demikian diungkapkan Direktur LSM Indonesia Corupption Investigation Jawa Tengah (ICI Jateng) Dr. Krishna Djaya Darumurti, S.H., M.H.,melalui Wadir Shodiq kepada harian7.com, Selasa (5/10/2021).
Dijelaskan Shodiq, dari hasil investigasi tim ICI Jateng, pengadaan barang yakni pengadaan pakaian dinas tersebut bersumber dana APBD 2019 dengan nilai pagu Rp 2.954.000.000. Dan sebagai pemenang lelangnya dari salah satu CV yang berkantor di Surakarta.
“Dari hasil temuan dilapangan kami sangat kaget, dalam hal ini justru para penikmat bancaan justru dari kalangan pejabat maupun wakil rakyat,”jelas Shodiq.
Selain itu, lanjut Shodiq, dugaan penyimpangan tersebut sudah diperiksa petugas. Namun diduga karena ada main hati, antara oknum dengan petugas sehingga penangananya mlempem.
“Selain data fisik, berdasar keterangan para pihak salah satu kepala instansi sebut saja K ada kedekatan dengan kepala petugas. Karena terkait itu semua pihak sudah diperiksa. Namun K dengan kepala petugas meminta tolong agar dirinya diselamatkan. Nah mungkin karena kata itu penangananya mlempem. Sumber menyebutkan ada pundi pundi keju,”tandas Shodiq didampingi Ketua Tim Investigasi Sri Hartono.
Ketika ditanya harian7.com, siapakah dan dari instansi apa diduga para pelaku penyelewengan tersebut Shodiq menjawab,”Maaf kalau itu kita belum bisa menyampaikan. Nanti kita akan kabari teman teman media setelah bukti bukti kami layangkan ke Kejaksaan Tinggi ataupun KPK. Yang jelas alat bukti sudah kami kantongi, insa allah secepatnya,”terang Shodiq.
Ditambahkan Shodiq, selain dugaan adanya penyelewengan juga sempat banyak dikeluhkan oleh para pegawai pengajar tidak tetap yang gajinya di potong. “Ini sungguh tak manusiawi, jika ini dibiarkan bagaimana Kabupaten Semarang bisa maju dan bersih dari para koruptor,”pungkasnya.(red)
Tinggalkan Balasan