HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Cegah Stunting Pada Anak Sejak Dini, Ketua TP PKK Bersama FKM UNAIR Gelar KAP

Laporan: Budi Santoso | Kaperwil Jatim

SURABAYA,harian7.com – Kasus stunting pada anak masih sering kita temukan di berbagai wilayah termasuk di Kota Surabaya. Stunting merupakan kondisi ketika anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau dengan kata lain, tinggi badan anak berada di bawah standar. Standar yang dipakai sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Melihat kondisi tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya bersama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar acara Peningkatan Kapasitas Dan Teknik Komunikasi Antar Pribadi (KAP) Bagi Kader Pengelola Posyandu Balita Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Di Kota Surabaya, Sabtu (09/10/2021) kemarin.

Baca Juga:  Mosi Tak Percaya Terhadap BPD, Forum Komunikasi Masyarakat Batangsaren Surati Bupati Tulungagung

Acara ini di gelar di Graha Sawunggaling Kota Surabaya dengan tetap melakukan protokol kesehatan yang ketat. Sebelum acara ini di buka secara resmi, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Santi Martini, dr. M.Kes menjelaskan bahwa stunting di Kota Surabaya masih ada dan semakin menurun jumlahnya.

“Angka stunting di kota surabaya sudah menurun tapi masih belum hilang namun kita akan tetap memberikan fasilitas dalam penanganan stunting ini. Mudah-mudahan kegiatan pada hari ini berjalan dengan lancar,” kata Dekan UNAIR tersebut.

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua Tim Penggerak PKK Rini Indriani menjelaskan bahwa anak yang menderita stunting memiliki resiko tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya.

Baca Juga:  Setubuhi Keponakan Berusia 12 Tahun, Pria di Banyuwangi Ditangkap Polisi, Modusnya Iming-iming Uang

“Stunting atau gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi terutama pada seribu hari pertama dalam kehidupan. Selain mempengaruhi perkembangan otak, anak stunting memiliki resiko lebih tinggi menderita penyakit kronis pada masa dewasanya,” terang Rini Indriani.

Stunting biasanya terjadi karena beberapa faktor, bukan hanya faktor kesehatan saja. Stunting juga bisa terjadi karena faktor ekonomi dan pola asuh yang kurang baik sehingga menyebabkan balita mengalami kekurangan gizi kronis. Selain itu faktor kebersihan diri dan lingkungan juga mempengaruhi seringnya kejadian sakit pada balita.

Rini Indriani juga megatakan bahwa upaya penurunan percepatan angka stunting di Kota Surabaya sangat diperlukan karena kemajuan bangsa di masa mendatang ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia anak-anak saat ini.

Baca Juga:  Pembangunan Gedung Mapolres Pamekasan, Langkah Baru Menuju Pelayanan Terpadu

“Kemajuan bangsa kita di masa datang ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia anak-anak kita saat ini. Anak yang mengalami stunting di usia sebelum dua tahun akan mengalami gangguan kognitif, IQ rendah dan masalah perilaku. Jika kita melakukan intervensi gizi sedini mungkin, masalah tersebut dapat kita hindari” sambung Ketua Tim Penggerak PKK tersebut.

Harapanya, dengan diadakannya acara ini para peserta dapat berkolaborasi dan berintegrasi bersama semua unsur yang terkait termasuk Lurah dan perwakilan OPD yang terkait guna percepatan penanganan stuting di wilayah masing-masing.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!