Jateng Mulai Gelar Vaksinasi Untuk Lansia Dan Komorbid
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat memantau vaksinasi lansia |
Penulis : Andi Saputra | Editor : M.Nur
SEMARANG, Harian7.com – Kisah Stephanus Soenardi, salah seorang penerima vaksin bagi peserta Prolanis Program JKN-KIS atau vaksin untuk khusus lansia dan komorbid di Kecamatan Mijen, menarik perhatian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Saat ditemui Ganjar di tempat vaksin Kecamatan Mijen pada Jumat (13/8), Soenardi mengatakan sudah berusia 81 tahun dan bersyukur sehat sementara teman-teman seusianya banyak yang sudah meninggal.
“Saya lahir pada 1940, tapi di KTP tertulis 1947. Saya lebih suka lahir 1940, tidak apa-apa, bangga masih sehat karena teman-teman seusia saya sudah banyak yang meninggal,” ujarnya.
Soenardi mengungkapkan kesehatannya sempat menurun beberapa waktu lalu. Bahkan seakan sudah hampir meninggal.
“Kala wingi kula meh ditimbali Gusti, Pak. Tanggal kaleh. (Kemarin saya hampir dipanggil sama Tuhan, Pak. Tanggal dua.),” tutur Soenardi.
Ganjar yang terkejut langsung menanggapi, “Ditimbali pripun? (Dipanggil bagaimana?).
“Awalipun radi meriang, ajeng mendhet balsem malah dhawah. Lajeng mboten saget tangi. Ngglethak wonten bangku terus kados ceguken ngoten, terus mboten eling napa-napa. ( Awalnya agak meriang, mau ambil balsem justru jatuh. Kemudian tidak bisa bangun. Saat terkapar di bangku merasa seperti cegukan dan tidak ingat apa-apa.),” ujar Soenardi menceritakan saat kondisinya menurun.
Adapun terkait pelayanan vaksin khusus lansia dan komorbid yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan itu, Ganjar Pranowo menjelaskan bahwa itu konsep lama yang disiapkan.
Konsep itu, lanjutnya, sudah diminta dolakukan sejak jauh-jauh hari. Kemudian baru disampaikan saat bertemu perwakilan BPJS beberapa waktu lalu.
“Sebenarnya konsep ini sudah lama saya minta. Apakah kita tidak punya data masyarakat anggota BPJS yang punya komorbid. Ternyata ada. Maka saya terima kasih begitu dieksekusi kita sekarang punya petanya di seluruh Jawa Tengah, kira-kira ada 1,2 juta (warga dengan komorbid) yang belum (divaksin). Totalnya itu ada 1,5 juta masyarakat yang komorbid,” tutur Ganjar.
Dia menambahkan apabila sekarang sekitar 20% masyarakat dengan komorbid itu bisa dideteksi maka pola vaksinasi bisa lebih diarahkan. Sistem itu juga akan langsung bisa diaplikasikan ke banyak tempat.
“Misal di Kota Semarang hari ini ada tiga titik. Harapannya nanti kita petakan dengan JKN-KIS yang ada di seluruh Jawa Tengah. Nanti kita minta puskesmas terdekat mencari mereka. Begitu kita tahu, kalau bisa kita jemput bola, mereka disuntik lebih dahulu, dengan cara itu harapan kita bisa melindungi mereka yang punya komorbid lebih dulu, kita prioritaskan,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan