HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Urgensi Komunikasi Akademik Digital Efektif di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Khoirul Anwar Dosen Program Studi Pendidikan IPS FIS UNNES

Oleh : Khoirul Anwar Dosen Program Studi Pendidikan IPS FIS UNNES

 

SEMARANG, Harian7.com – Sebagian besar individu saat ini telah mampu msengakses informasi dengan kecepatan tinggi serta relatif tidak terhalangan oleh eksistensi ruang. Indonesia merupakan negara dengan penggunaan perangkat teknologi berbasis intenet dengan jumlah yang tidak sedikit (Social, 2019). Dengan populasi pada kisaran angka 260 juta jiwa, Indonesia memiliki pengguna intenet dengan besaran 150 juta jiwa atau sekitar 56% dari jumlah keseluruhan jumlah penduduk. 

 

Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang tidak dapat menghindari arus global di bidang teknologi informasi. Revolusi informatika di bidang pendidikan membuat perguruan tinggi juga harus turut bertransformasi. Komunikasi antar civitas akademika tidak lagi didominasi oleh metode konvensional berbasis interaksi langsung maupun tidak langsung.  

 

Penyampaian pesan dewasa ini tidak harus ditempuh melalui jalur tatap muka maupun surat berbasis kertas (paper based). Perguruan tinggi dihadapkan dengan tantangan revolusi informatika yang harus disikapi secara bijak namun tetap tidak menghalangi pencapaian visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan.

Baca Juga:  Siswa MTsN 1 Kendari Sabet Juara III KSMO Nasional 2020

Digitalisasi Akademik

Internet adalah sarana strategis bagi pelaksanaan kegiatan akademik di perguruan tinggi. Sistem akademik yang terintegrasi dengan internet menjadi jantung kegiatan penyelenggaraan perkuliahan baik oleh dosen maupun mahasiswa. 

 

Perkembangan dunia digital mengiringi penggunaan berbagai sistem di kalangan internal perguruan tinggi yang semakin masif. Pada dekade kedua abad ke-21, dunia diwarnai dengan kehadiran beragam aplikasi berbasis internet yang secara langsung dapat dimiliki secara personal.

 

Hal tersebut bersamaan dengan adanya ledakan produksi telepon pintar (smartphone) yang jumlahnya melebihi populasi penduduk di muka bumi ini. Setiap orang dapat mengontrol informasi, terutama bagi mereka yang menilai itu sebagai kebutuhan vital. Dunia informasi digital juga merambah pada sektor pendidikan yang juga tidak kalahnya sebagai kebutuhan yang sangat penting.

 

Perpaduan antara perkembangan informasi digital dengan tuntutan pada sektor pendidikan melahirkan suatu gejala baru. Perguruann tinggi berlomba lomba memanfaatkan momentum perkembangan informasi tersebut sebagai peluang untuk melakukan akselerasi dalam bidang layanan akademik. Layanan akademik yang prima secara langsung berdampak pada reputasi lembaga dengan catatan adanya keterjaminan mutu yang reliabel dengan berbagai tantangan keadaan.

Baca Juga:  390 Ijazah di MAN 1 Salatiga Belum Diambil, Sekolah Imbau Alumni Segera Mengurus

 

Pandemik Covid-19 menjadi tantangan nyata bagi keajegan pelayanan akademik di lingkungan pendidikan tinggi. Secara internal, perguruan tinggi telah berupaya mengakomodasi kebutuhan layanan akademik bagi dosen dan mahasiswa untuk dapat melaksanakan perkuliahan baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (online). 

 

Tidak hanya pada kegiatan perkuliahan, aktivitas ketatausahaan yang digerakkan oleh sektor tenaga kependidikan juga tengah melakukan penyesuaian luar biasa. Layanan akademik yang prima dalam situasi sekarang memerlukan sinergitas yang solid antar komponen di suatu perguruan tinggi.

Dalam rangka menjamin stabilitas layanan akademik yang prima, peran sarana komunikasi berbasis internet menjadi semakin strategis. Protokol kesehatan masa pandemik Covid-19 perihal physical distancing menjadikan internet sebagai ‘garda depan’ dalam pemenuhan kebutuhan informasi civitas akademika. 

 

Selain memanfaatkan berbagai sistem yang disediakan oleh masing-masing internal perguruan tinggi, mahasiswa, dosen, maupun tenaga kependidikan juga memanfaatkan aplikasi berbasis internet lainnya.

 

Prioritas Sarana Digital Masa pandemi Covid-19 bukan berarti membuat segenap pemangku kepentingan pendidikan tinggi tidak mampu menyesuaikan segala situasi dengan detil-detil tantangan dan hambatan yang beragam. Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai wujud upaya sederhana agar tetap “berdaya” di tengah-tengah keadaan yang belum diketahui secara pasti masa berakhirnya.

Baca Juga:  SMK Dr. Sutomo Temanggung Melaksanakan Kegiatan Kemah P5 Untuk Membentuk Siswa Berkarakter

 

Pertama, civitas akademika (dosen dan mahasiswa) perlu menerapkan skala prioritas dalam pemanfaatan aplikasi digital untuk kegiatan pembelajaran. Sebagai mobilisator dalam perkuliahan, dosen dapat merancang kegiatan pembelajaran secara lebih sistematis sehingga tepat dalam menggunakan beragam aplikasi yang ada. 

 

Misalnya, untuk keperluan tertib dan administrasi pembelajaran, aplikasi yang sudah dirancang oleh masing-masing perguruan tinggi dapat menjadi tumpuan primer. Sedangkan untuk komunikasi pembelajaran menggunakan media sosial dengan fitur-fitur kompleks yang bisa dimanfaatkan.

Kedua, pengelola sistem aplikasi pembelajaran digital berbasis internet diharapkan senantiasa berbenah dengan penambahan fitur-fitur yang semakin melengkapi kegiatan perkuliahan. Perkuliahan dalam jaringan (daring) yang dikelola selama ini sudah cukup mengakomodasi kebutuhan civitas akademika. Hal demikian akan lebih sempurna apabila dilengkapi dengan fitur tatap muka virtual dengan kapasitas yang mencukupi untuk kegiatan perkuliahan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!