Jelang Ramadhan, Warga Lamuk Gelar Sadranan di Petilasan Randu Kuning
Temanggung,harian7.com – Menjelang Bulan Suci Ramadhan, warga Dusun Lamuk, Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran menggelar Kirab Budaya Sadranan di Petilasan Randu Kuning, Jumat (1/3/2019) kemarin.
Seperti kita ketahui, tradisi sadranan adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah. Kata sadranan (Nyadran – red jawa) sendiri berasal dari bahasa sanskerta, sraddha yang artinya keyakinan. Maka oleh masyarakat Jawa, Sadranan biasanya dilakukan dengan berbagai acara, diantaranya dengan bersih makam leluhur.
Sedangkan dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban. Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.
Sadran itu sendiiri mempunyai makna yang mereka yakini jika mereka mengikuti dengan penuh khidmat akan mendatangkan keberkahan hidup,maka dari itu sangat di nantikan setiap tahunnya.
Heri ismiyoto (60) salah satu tokoh di Desa Kalimanggis mengungkapkan, tradisi ini sudah dilakukan turun temurun sejak dulu.
Dalam serangkaian acara ini, ia bersama warga lainya menggelar doa bersama untuk meminta kepada Allah SWT agar di beri keberkahan dan keselamatan. Selain itu juga mendoakan para leluhur yang terdahulu yang telah mendahului mereka.
“Kita memanjatkan doa kepada Allah SWT dan juga mendoakan yang mbau rekso (leluhur setempat-red) di Desa Kalimanggis ini mas. Leluhur kami di antaranya, Eyang Kyai Coguno bersemayam di kali Watu badut,Eyang Ki Mangun kusumo di kali Madu,Eyang Kyai Gadung melati dan terakhir di makam Eyang Kyai Giyuk,”ucapnya kepada harian7.com saat di konfirmasi disela acara.
Lanjut Heri,”Setelah selesai menggelar doa bersama, warga di lanjutkan menikmati hidangan masing masing yang dia bawa dan juga bertukar dengan hidangan yang dibawa orang lain yang duduk di sebelah, serta di bagikan ke peminta minta di acara,”ucapnya.
Sementara itu, Sarmin salah satu warga yang turut hadir dalam acara ini mengungkapkan, dalam acara sadranan ini warga saling berbaur antara satu dengan yang lainnya. Sehingga terjalin keakraban dan kekeluargaan.
“Selain ‘Ngalap berkah’, sadranan adalah sarana untuk menjalin persaudaraan di antara warga setempat,”tuturnya.
Meskipun warga disini mayoritas beragama Budha, namun tetap selalu saling menghormati makam leluhur meskipun notabene beragama Islam.”Semoga ini akan di ikuti oleh generasi muda selanjutnya,bisa menjaga budaya leluhur desa Kalimanggis,”harapnya. (Wahono)
Tinggalkan Balasan