HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tandai Awal Ramadhan, Beduk Blandrangan Menara Kudus Ditabuh

Editor: Wahyu Widodo

KUDUS,harian7.com – Sejumlah orang berpakaian putih, bersarung dan mengenakan ikat kepala menabuh beduk di atas Menara Kudus, Sabtu (2/4/2022) sore. Irama tetabuhan mengiringi lantunan selawat itu, terdengar merdu tanpa menggunakan pengeras suara.

Sementara, warga antusias menyaksikan tradisi turun temurun yang biasa disebut Tabuh Beduk Blandrangan. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen tersebut menggunakan ponsel pribadi.

Nabuh Beduk Blandrangan merupakan tradisi yang menandai awal bulan puasa keeseokan harinya. Tidak ada yang tahu persis sejak kapan tradisi tabuh beduk dimulai. Namun diyakini kebiasaan itu dilakukan sejak para leluhur secara turun-temurun.

Baca Juga:  Wakil Walikota Sidak Pasar Tradisional, Warga Menjerit Mohon Harga di Stabilkan

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Kabupaten Kudus, EM Najib Hasan menuturkan, Tabuh Beduk Blandrangan itu sudah ada sejak lama, sebagai tanda jika keesokan harinya sudah pasti datang bulan Ramadan.

Namun, pada perkembangannya tradisi dikemas lebih menarik. Seperti ziarah ke makam Sunan Kudus dan makan kuliner bersama. Di lokasi telah tersedia makanan khas seperti soto, puli kotokan, pecel menitran, dan intip ketan.

“Nah, cuma sekian lama hanya nabuh beduk saja. Baru beberapa tahun lalu mulai didokumentasikan dan dikemas lebih menarik lagi. Sekarang ada ziarah bareng, dan makan kuliner khas bareng, biar nampak indah. Ini menjadi pestanya warga kauman (sekitar),” ujarnya.

Baca Juga:  Reog Diklaim Malaysia, Bupati Ngawi Desak Pemerintah Daftarkan ke Unesco

Menurut Najib, Menara Kudus memang berfungsi untuk mengumandangkan adzan, serta mengumumkan agenda penting keagamaan, seperti datangnya Ramadan.

“Saya tidak berani memastikan apakah ini tradisi dari Sunan Kudus atau tidak. Tapi memang saya kecil sudah ada, sudah ada sejak zaman kuno. Yang namanya menara itu dari awal untuk melantunkan azan, dan mengumumkan agenda penting keagamaan, seperti awal puasa,” terangnya.

Baca Juga:  Umbul Senjoyo Dipadati Warga Melakukan Tradisi Padusan Untuk Menyucikan Diri Jelang Ramadhan

Dijelaskan, tradisi Tabuh Beduk Blandrangan berbeda dengan Dhandhangan. Kalau Dhandhangan merupakan inisiatif masyarakat yang menunggu waktu dimulainya bulan puasa. Mereka menjajakan suvenir dan berbagai barang, serta makanan khas Ramadan.

“Berbeda, kalau Dhandhangan itu inisiatif masyarakat untuk menunggu datangnya bulan Ramadan dengan ramai menjual suvenir. Tapi kalau Tabuh Beduk Blandrangan itu sebagai tanda masuknya awal Ramadan. Sehingga, Blandrangan itu bisa dilakukan jika awal puasa sudah dipastikan besoknya,” tandasnya.(Sir/DJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!