SD Tegalrejo 01 Gandeng PEARL Gelar Edukasi Seks dan Cegah Kekerasan di Sekolah
Laporan: Muhamad Nuraeni
KAB.SEMARANG | HARIAN7.COM – Kekerasan di lingkungan sekolah kerap terjadi lantaran belum terciptanya suasana yang aman dan saling menghormati. Tak jarang, korban enggan melapor kepada guru atau orang dewasa karena takut atau malu, yang akhirnya berujung pada menurunnya rasa percaya diri.
Berangkat dari keprihatinan itu, SD Negeri Tegalrejo 01 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, mengambil langkah nyata. Pada Selasa (4/11/2025), sekolah ini menggandeng PEARL Salatiga untuk menggelar kegiatan bertajuk Gerakan Bersama Cegah Kekerasan yang diikuti 12 siswa kelas VI.
Kepala Sekolah SD Tegalrejo 01, Veronika Lindawati, S.Pd., M.Pd., mengatakan kegiatan ini menjadi bentuk kepedulian terhadap isu kekerasan anak. “Kami prihatin masih adanya kasus kekerasan pada anak sekolah. Beruntung hal itu tidak terjadi di sekolah kami,” ujar Linda kepada wartawan.
Tak hanya berbicara soal kekerasan, kegiatan ini juga membahas pentingnya pendidikan seks sejak dini. Veronika menilai, pembekalan semacam ini penting bagi siswa kelas VI yang sebentar lagi akan memasuki jenjang SMP.
“Nantinya mereka akan lulus, masuk ke SMP, sehingga diharapkan dengan materi pendidikan seks mereka akan terhindar dari hal-hal buruk yang tidak diinginkan,” ujar Linda.
Ia menambahkan, selama ini banyak orang tua masih menganggap topik pendidikan seks tabu untuk dibicarakan di rumah.
“Orang tua kadang sungkan ajarkan pendidikan seks, dengan alasan tabu atau bahkan kadang tidak mengerti maksudnya,” tutur perempuan yang juga dikenal melalui akun TikTok-nya, Mis Linda.
Linda mengaku mendapat inspirasi dari Yayasan Pesan (Peduli Setiap Insan) yang berkolaborasi dengan PEARL. Menurutnya, edukasi yang diberikan oleh lembaga tersebut bisa dengan mudah ditularkan kepada para siswa dalam bentuk pembelajaran karakter.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pesan, Mike Yanti Sinaga, mengatakan kegiatan bersama SD Tegalrejo 01 ini merupakan kerja sama keempat yang dilakukan pihaknya di wilayah Salatiga dan sekitarnya.
“Kami prihatin masih adanya masalah kekerasan anak di sekolah, meskipun hanya berupa kekerasan verbal,” ujar Mike.
Menurutnya, banyak anak belum memahami bahwa tindakan mereka bisa dikategorikan sebagai bentuk kekerasan.
“Terkadang anak tidak paham kalau apa yang mereka lakukan bisa menyakiti orang lain. Padahal bagi orang dewasa, itu jelas perilaku kekerasan,” kata Mike.
Mike menambahkan, PEARL akan terus aktif memberikan edukasi dan tindakan preventif agar masyarakat tidak menjadi korban kekerasan maupun perdagangan manusia.
“Sebagai organisasi yang sudah berkiprah lebih dari 15 tahun, kami terus menyerukan stop perdagangan manusia. PEARL tidak hanya bergerak di Salatiga, tapi juga di Kupang, Sumba, Palembang, dan daerah lain di Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan tersebut mendapat sambutan positif dari para siswa. Kurnia Rahma, salah satu peserta, mengaku banyak mendapat pengetahuan baru.
“Saya jadi tahu apa itu pendidikan seks dan bagaimana mencegah kekerasan pada anak,” katanya dengan wajah antusias.












Tinggalkan Balasan