Bupati Kendal Hadiri Haul KH. Muhammad Saud, Tokoh Rifa’iyah Indonesia
Laporan : A.Khozin
KENDAL | HARIAN7.COM – Atas nama Bupati, Staf ahli Bupati bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Nur Fauzi hadiri pengajian akbar dalam rangka peringatan Haul KH Muhammad Saud yang ke 9. Pengajian tersebut diselenggarakan di halaman Pondok Pesantren Roudlotul Muttaqin Desa Cepokomulyo Kecamatan Gemuh Kendal, Minggu (27/08/2023).
Acara Haul KH. Muhammad Saud ini sekaligus merupakan Harlah PPRM (Pondok Pesantren Roudlotul Muttaqin) ke 51, hadir dalam kegiatan tersebut, para santri, alumni serta keluarganya yang datang dari berbagai penjuru Jawa.
Sementara itu Bupati dalam amanatnya yang dibacakan oleh staf ahli bidang Kesra, Nur Fauzi sangat menyambut baik kegiatan Haul ini, karena ini merupakan tradisi yg harus kita lestarikan, sebagai penghargaan kepada para tokoh agama dan alim ulama, khusunya kepada Almarhum Simbah KH, Mohammad Saud.
“Semoga kegiatan ini, dapat lebih menjalin silaturahmi dan uhuwah islamiyah dalam mewujudkan tata kehidupan yang aman, damai, tentrem dan kondusif, sekaligus dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT,” papar Bupati
Selain itu, Bupati sungguh mengapresiasi dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pengasuh dan segenap pengurus Ponpes Roudlotul Muttaqin dan para guru, atas pengabdian, dedikasi dan keihlasan bapak ibu semua selama ini dalam mendidik atau mengajar para santrinya untuk meningkatkan kwalitas sumberdaya yang agamis.
Tampil sebagai Moidloh Hasanah, Ketua DPP Rifa’iyah DR. KH. Muhlisin Muzari MAg dalam ceramahnya, Tokoh Ulama Rifa’iyah dari Cirebon tersebut menceritakan tentang sejarah berdirinya Organisasi Rifaiyah dengan tokoh sentral Syekh Ahmad Rifa’ie, menurutnya secara de Facto telah ada semenjak Syekh Ahmad Rifa’ie membangun pesantren di Kalisalak pada tahun 1950-an.
“Akan tetapi secara resmi menjadi ormas Islam baru berdiri tahun 1991, yaitu setelah dideklarasikan oleh ulama dan cendekiawan Rifaiyah dalam Silaturahmi Nasional Pertama yang dilaksanakan di komplek Pondok Pesantren Al-Ishlah Arjawinangun Kabupaten Cirebon,” papar Kyai Muhlisin.
“Sebelumnya, pada tahun 1965 telah berdiri lembaga berbadan hukum, yaitu Yayasan Pendidikan Islam Rifaiyah (Yasrif) di Kabupaten Pemalang, yang disusul dengan berdirinya cabang-cabang di Kabupaten/Kota, terutama di Wilayah Jawa Tengah.
Sampai saat ini, perkembangan Rifaiyah telah berdiri di 18 Profinsi, sedangkan sisanya tersebar diseluruh Indonesia,” imbuhnya.
Ditempat sama, Anggota DPR RI dari Komisi X Fraksi Golkar, DR. KH. Mujib Rohmad yang hadir dalam pengajian Haul Akbar tersebut mengatakan bahwa kegiatan pengajian ataupun kegiatan keagamaan lainnya sangat didukung dan diapresiasi olehnya.
“Pengajian akbar itu sesungguhnya adalah upaya membangun persatuan umat untuk melakukan komunikasi intelektual, spiritual dan sosial antara sesama, sehingga tujuan agama dan tujuan sosial dapat terwujud dengan baik,” terang Mujib.
Ditambahkan Mujib, saat ini banyak pemimpin dan tokoh di negeri ini merupakan alumni dari Pondok Pesantren. Sehingga hal ini tentunya sangat potensial dalam upaya menyebarkan kebaikan bagi seluruh umat.
“Pondok pesantren adalah tempat mencetak akhlakul karimah yang pada akhirnya bermuara pada orang yang berguna bagi masyarakat,” imbuh Legislator Golkar ini.
Usai acara, harian7.com mencoba mewawancarai Legislator dari Golkar tersebut terkait dengan bagaimana seharusnya sikap warga Nahdliyin dalam menghadapai tahun politik 2024.
Mujib menjawab dan menandaskan bahwa NU sebagai sebuah organisasi besar yang punya anggota 60 persen dari jumlah penduduk Indonesia, maka sudah sewajarnya apabila NU mengatakan bahwa, dalam menghadapi tahun politik, warga NU tidak kemana-mana, Tapi ada dimana-mana. Sehingga diharapkan NU mampu memberikan warna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Karena memang NU itu didirikan untuk syiar Islam sekaligus cinta tanah air dan itu bisa dari berbagai Partai politik. Yang penting, bisa memberikan manfaat bagi bangsa dan umat Islam,” tandas Mujib.
“Untuk itu, saya berharap moga-moga pemilu besuk itu harus dimaknai sebagai bagian dari proses yang dewasa, proses yang cerdas untuk memilih pemimpin yang tepat, yang berprestasi, yang bisa meneruskan perjuangan bangsa,” tutup Mujib.(*)
Tinggalkan Balasan