HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Coffe Ndeso, Warung Sederhana yang Sajikan Rindu ala Dapur Nenek

Laporan: Muhamad Nuraeni

KAB. SEMARANG | HARIAN7.COM – Di balik jalanan pedesaan Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, ada satu tempat kuliner yang sedang jadi buah bibir. Namanya Coffe Ndeso, berlokasi di Dusun Cabean Kulon RT 27 RW 05, Desa Karangduren. Dari luar, bangunannya tampak sederhana. Namun, siapa sangka, begitu masuk, pengunjung langsung disambut suasana bersih, nyaman, lengkap dengan wifi gratis.

Bukan sekadar warung kopi, Coffe Ndeso hadir menawarkan nuansa tempo dulu. “Menurut saya sangat pas untuk segmentasi pasar menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Selain itu suasana desa didukung dengan rumah tua. Jadi harapan saya para tamu yang datang berasa seperti ke rumah neneknya dengan nuansa tempo dulu,” ujar Layina Ismawati atau akrab disapa Mbak Layin, pemilik Coffe Ndeso, saat ditemui harian7.com, Jumat (19/9/2025).

Baca Juga:  Dua Pemuda Diserang Pakai Balok dan Batu di Perempatan Pasar Brambang, Lima Pelaku Dibekuk Polisi

Konsep yang ditawarkan Mbak Layin adalah kuliner pedesaan dengan sentuhan dapur nenek. Masakan rumahan berbumbu sederhana, disajikan hangat dan penuh cita rasa. Ayam goreng kampung, bebek goreng, dan ayam bakar jadi menu andalan. Paketannya pun lengkap, ada sayur asem, lodeh, sop, hingga gudangan dengan tempe-tahu bacem dan kerupuk.

“Jadi tidak hanya ayam bakar. Kita bikin paket ada sayur kuahnya. Untuk harga, sangat terjangkau. Paket ayam bakar Rp30 ribu. Kalau mau paket snack, tiga macam rebusan plus teh hangat manis hanya Rp 10 ribu. Jadi dengan Rp40 ribu, sudah bisa makan kenyang dan komplit,” terang Mbak Layin.

Baca Juga:  Terlibat Perdagangan Satwa Liar Dilindungi, Dua Pria Ditangkap

Tak hanya makan, pengunjung juga bisa menikmati suasana dapur, bahkan menyaksikan langsung Mbak Layin memasak. “Rata-rata tamu dari kota. Mereka suka dengan suasana desa yang tenang. Bisa sekadar ngopi di belakang rumah atau nungguin saya di dapur,” tambahnya.

Tempat ini juga sering dijadikan lokasi acara. Ruangannya mampu menampung hingga 85 orang, lengkap dengan tempat sholat.

Baca Juga:  Kadivmin Kemenkumham Jateng Lantik Notaris dan Pejabat: Tekankan Kompetensi, Integritas, dan Inovasi

Salah satu pengunjung, Septiana Ika Kadarsih, mengaku datang karena rindu suasana rumah nenek. “Di tempat mbah Uti itu suasananya seperti ini. Karena sekarang saya tinggal di perumahan modern, jadi kalau kangen suasana pedesaan seperti ini ya ke sini. Saya paling suka ayam goreng dan sambalnya. Sambal tomatnya itu luar biasa, susah bikin yang sama,” ucap Ika.

Coffe Ndeso memang bukan sekadar warung makan. Ia hadir sebagai ruang nostalgia tempat di mana aroma ayam goreng dan sambal pedas bisa memanggil kembali kenangan masa kecil di dapur nenek. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!