HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Cilacap Salah Satu Kabupaten Penyumbang Komoditi Beras Terbesar Se-Jateng

Pewarta : Rusmono|Kaperwil Jateng

CILACAP | HARIAN7.COM – Kabupaten Cilacap yang memiliki luas sekitar 225.360,84 hektar menjadi penyumbang komodisti beras terbesar se-Jawa Tengah. Hal tersebut yang menjadikan Kementrian Pertanian menggenjot Kabupaten Cilacap di bidang pertanian.

Saat ditemui, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Sigit Widayanto melalui Kabid Tanaman Pangan Dispetan Cilacap, Budi Kuspriyatno menyampaikan, bahwa Cilacap untuk meningkatkan luas tambah tanam (LTT), karena Cilacap merupakan salah satu kabupaten penyumbang komoditi beras terbesar.

“Sampai Juni saja sudah 280 ton beras surplusnya, makanya Cilacap digenjot istilah kata katanya seperti itu,” katanya, Rabu, (10/9/2025) di kantornya.

Ia menambahkan, kebetulan kemarin ada tamu dari pusat staf ahli menteri pertanian sekitar hari Kamis tanggal 4 September 2025 datang kesini yang intinya ngecek kondisi di Cilacap seperti apa, karena memang untuk peningkatan itu sistemnya masa tanam (MT).

“Untuk awal musim tanam sekitar bulan Februari-Maret, panen sekarang ini yang terakhir Agustus atau September, jadi musim tanam kedua bulan Oktober,” jelas Budi.

Baca Juga:  Unit BPKB Satlantas Polresta Cilacap Berikan Reward kepada Pemohon BPKB yang Tertib Administrasi Kendaraan

Lebih lanjut dikatakan, bahwa Cilacap itu termasuk penyumbang Jawa Tengah dan mestinya penyumbang Nasional, karena Pak Dirjen sudah pernah kesini, dan menanyakan apa yang permasalahan Kabupaten Cilacap, salah satunya di pesisir itu sekitar 5.000 hekter sawah yang terdampak oleh air asin, makanya harus ditingkatkan.

“Dengan adanya air asin itu tumbuh prepetan (rumput), kalau di kementerian itu jika dilihat seperti tanaman padi berarti produksinya meningkat, padahal itu sebenarnya rumput liar dan tidak mungkin dipanen, wong namanya rumput, itu harus diolah lagi bagaimana caranya,” ungkapnya.

Pada waktu kunjungan Pak Dirjen, menurut Budi langsung kita bawa ke Kecamatan Patimuan, dan Kawunganten serta melihat hanya prepetan (rumput), beliau heran bisa seperti ini karena itu salinitasnya itu tinggi. Salinitas itu air yang mengandung garam yang tinggi. Makanya itu sekarang mulai intens. Kebetulan tadi kepala balai besar perakitan modernsasi dan mekanisasi pertanian (BRMP Mektan), Pak Lutfi selaku kepala balai penanggung jawab LTT di Banyumas, Banjarnegara, dan karena Cilacap termasuk besar beliau sangat antusias.

Baca Juga:  Akibat Story WhatsApp Pria Di Cilacap Aniaya Kekasihnya, Akhirnya Diciduk Polisi

“Sudah tiga beliau di Cilacap mulai hari Senen sampai Rabu. Hari seneni kunjungan ke Sampang melihat aliran air yang ada di pintu irigasi Sampang, kemudian Selasanya ada Pak Dirjen di Nusakambangan, harusnya Pak Wamen, tapi karena urgensi pak Wamen kembali ke Jakarta. Beliau disini dalam rangka memberikan semangat untuk lebih meningkatkan luas tambah tanam. Kalau luasnya ditambah tanamnya ditambah yang tadinya hanya satu kali tanam atau dua kali tanam itu jadi tiga berarti logikanya produksinya meningkat atau menambah,” katanya panjang lebar.

Budi menambahkan, bahwa yang tadinya panen satu kali jadi panen dua kali, yang dua kali panen jadi tiga kali panen. Harapan pemerintah pusat itu ditingkatkan.

“Untuk setiap tahun ada target, tahun ini kita ditarget oleh pusat itu 151 ribu hektar dengan asumsi kita luas lahan sawahnya itu 67 ribu hektar. Itu kalau kali dua saja hanya 134 ribu hektar. Harapannya di musim tanam ketiga tercapai,” ujarnya.

Baca Juga:  Ketahuan Curi HP, Seorang Pemuda Dibekuk Unit Reskrim Sidareja Polresta Cilacap

Permasalah di Kabupaten Cilacap ada sekitar 5 ribu hektar lahan salin yang tidak bisa dipanen sampai tiga kali. “Paling dua kali, itupun baru tahun ini, dan kenapa seperti itu?” tanyanya.

“Misalkan di daerah Kawunganten ada padi salin itu kalau masa tanam satu oke, biasanya agak mundur karena musim hujan dan menunggu sawah yang tidak banjir, dan yang kedua bisa kemarin, karena kita kasih semangat terus, makanya bisa naik segitu,” jelasnya.

Diungkapkan, bahwa dengan target 151 ribu hektar, kita sudah buat perbulannya. Untuk target bulan ini ditarget oleh pusat 4500 hektar, tapi sebetulnya kita punya target sendiri itu hanya sekitar 2.288 hektar, tinggal dikalikan. Anggap saja 6 ton perhektar tinggal dikalikan saja.

“Tadi Pak Dirjen bicara 6 ribu hektar untuk Cilacap, kalau Cilacap sudah bisa 6 ribu Jawa Tengah naik harapannya ditekel Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa barat cukup untuk tingkat nasional. Bahasanya ketahanan panggan komoditi beras cukup dari Jawa,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Berita Lainya

error: Content is protected !!