HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tujuh RSUD Jawa Tengah Siap Didik Dokter Spesialis, Program Hospital Based Specialist Education Resmi Dijalankan

JAKARTA | HARIAN7.COM – Tujuh rumah sakit umum daerah (RSUD) milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi masuk dalam program pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit atau Hospital Based Specialist Education. Langkah ini digadang sebagai terobosan penting untuk menambah jumlah dokter spesialis di Indonesia.

Direktur RSUD Dr Moewardi, dr Zulfachmi Wahab, menyebut inisiatif tersebut akan mengubah wajah pendidikan kedokteran di tanah air.

“Selama ini pendidikan spesialis hanya dilakukan oleh universitas. Dengan hospital based, rumah sakit juga bisa menjadi penyelenggara pendidikan. Pemprov Jateng punya tujuh rumah sakit, yang siap mendukung percepatan ini,” ujar Zulfachmi dalam acara The 2nd International Conference on Advancing Postgraduate Medical Education (PGME), di Hotel Raffles Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Baca Juga:  Pemerintah Berkomitmen Kelola BMN Secara Profesional, Kemenkeu: Bersama Kita Jaga Aset Negara

Adapun tujuh RSUD milik Pemprov Jateng yang disiapkan antara lain:

  • RSUD Dr Moewardi (Surakarta)
  • RSUD Prof Dr Margono Soekarjo (Banyumas)
  • RSUD dr Rehatta (Jepara)
  • RSJD dr Amino Gondohutomo (Kota Semarang)
  • RSJD dr Arif Zainudin (Surakarta)
  • RSJD dr RM Soedjarwadi (Klaten)
  • RSUD dr Adhyatma MPH atau RSUD Tugurejo (Kota Semarang)
Baca Juga:  Jual Bayi Berkedok Adopsi, Empat Orang Dicokok Satreskrim Ngawi

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap program tersebut.

“Hari ini penyamaan persepsi dengan narasumber internasional, jadi penting. Kami di Jateng sudah ada dua rumah sakit yang jalan, Moewardi di Surakarta dan Margono di Purwokerto,” katanya.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, juga menyoroti pentingnya transformasi kesehatan. Ia mencontohkan kasus operasi jantung bypass yang dulu hanya tersedia di segelintir rumah sakit.

“Di akhir 2022 hanya ada sembilan rumah sakit yang bisa melakukan operasi itu. Mereka harus menunggu beberapa bulan untuk operasi itu. Per kemarin sudah ada 25 provinsi, harapannya 2027 sudah 34 provinsi. Jadi nggak harus antre untuk dapat layanan operasi bypass jantung,” terang Budi.

Baca Juga:  One Way Nasional Dimulai 27 Maret, Berlaku dari KM 70 hingga Kalikangkung

Dalam konferensi tersebut, dilakukan pula penyerahan sertifikat akreditasi institusi penyelenggara pendidikan dari ACGME International, serta penandatanganan kesepakatan antara pemerintah pusat dan daerah.

Lewat langkah ini, pemerintah berharap kesenjangan jumlah dokter spesialis bisa segera diatasi, sehingga akses layanan kesehatan semakin merata di seluruh Indonesia.(Andi S)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

SPORT

error: Content is protected !!