HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Hari Gini Masih Ada Kaum Milenial Yang Nguri-Nguri Budaya Jawa? Siapakah?

Pewarta : Rusmono|Kaperwil Jateng


CILACAP, Harian7.com
Di jaman milenial banyak anak muda yang sudah melupakan budaya Jawa seperti kesenian kuda kepang, calung, sintren dan yang lainnya. Anak muda kekinian itu lebih menggandrungi gadget untuk medsos. 

Berbeda dengan kaum milenial yang satu ini, Wahyu Tri Winarni atau yang biasa dipanggil Ayu adalah satu orang yang menggandrungi dan ingin nguri nguri budaya jawa seperti kesenian kuda kepang,  calung, sintren dan kesenian Jawa lainnya. 

Saat ditemui dalam pagelaran kuda kepang di RT 02 RW 07 Kelurahan Gunungsimping, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Wahyu Tri Winarni atau Ayu mengungkapkan perasaannya akan senangnya dengan kebudayaan Jawa itu sejak masih anak-anak. “Dengan kita menyenangi atau nguri nguri budaya Jawa seperti kesenian kuda kepang dan kesenian Jawa lainnya itu menandakan bahwa kita cinta tanah kelahiran kita yakni Jawa,” katanya, Minggu, (17/09/2023). 

Baca Juga:  Polemik Ditubuh BUMDes Makmur, Ini Penjelasan Kades Gedangan

Seperti kesenian kuda kepang yang saat ini sedang dipertontonkan, lanjutnya, karena hal tersebut atas antusius warga yang meminta agar digelar kesenian kuda kepang. Karena saya juga senang dengan kesenian, maka saya adakan. 

“Untuk saat ini saya akan kembali nguri-uri budaya jawa salah satunya kesenian kuda kepang (ebeg),” ucap Ayu. 

Selain kesenian kuda kepang, saya juga ingin melestarikan kesenian tradisional lainnya seperti calung, sintren, cowong. Kita nguri-uri kesenian tradisional khususnya kesenian tradisional Jawa. Kesenian tradisional yang hampir punah, apalagi sekarang banyak kesenian yang jarang ditemukan atau dipentaskan.

“Insya Allah saya komitmen melestarikan kesenian tradisional. Saya pribadi sangat menyukai kesenian tradisional sejak masih kecil hingga sekarang. Saya ingin anak anak jaman now bisa memahami dan melestarikan kesenian tradisional,” jelasnya. 

Ia  menegaskan, bahwa saat ini anak anak kan sangat menggandrungi gadget. Dengan kita menampilkan atau mementaskan kesenian mereka akan paham kesenian yang menjadi jati diri bangsa ini. Seperti saya yang sangat senang melihat kelestarian kesenian Jawa. 

Baca Juga:  Pemkab Cilacap Monitoring Jogo Tonggo & Sosialisasi Prokes

“Dulu saya juga pernah mengadakan acara acara yang nguri-uri budaya Jawa. Seperti waktu itu di Jalan Rinjani di kuliner nusantara. Saya mengadakan event-event pelestarian kesenian dan budaya seperti tari, sintren dan kesenian lainya,” ungkapnya. 

Ayu berharap kesenian tradisional tidak hilang atau tenggelam oleh perkembangan jaman, sehingga harus tetap dilestarikan. Walaupun sekarang memang orang muda banyak yang jarang mengenal. Jaman sekarang walaupun anak anak yang dikenal anak milenial itu juga harus tahu, bahwa memang ada kesenian tradisional yang harus mereka kenal dan mengerti serta melestarikannya.

“Intinya tahu, tidak hanya orang dulu (orang-orang tua) saja, tapi kaum milenial harus mengetahui dan mengenal jati diri dan budayanya. Dengan nguri uri budaya generasi milenial diharapkan terpanggil untuk tetap melestarikan kesenian ini. Tidak hanya menyukai dunia gadget,” tandasnya. 

Kedepannya, lanjut Ayu kita akan sering mengadakan pegelaran kesenian. Setiap ada acara pihaknya akan selalu menampilkan atau pentaskan kesenian seperti kesenian tari tradisional, sehingga generasi milenial paham bahwa kesenian Jawa itu sangat beragam. Anak saya sendiri juga kurang paham kesenian apalagi kesenian tari. Tari itu apa sih? 

Baca Juga:  Berita Duka: KH Sholeh Qosim Pengurus Mustasyar PWNU Jatim Wafat

“Kita harus bisa memberikan arahan dan pemahaman apa itu tari atau kesenian tradisional yang kita miliki itu warisan dari para leluhur yang harus dihidupkan dan dilestarikan,” katanya.

Menurut dia, nguri uri budaya menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah, pelaku seni bahkan masyarakat pun harus peduli dengan budayanya sendiri, sehingga tidak diklaim  menjadi kesenian bangsa lain. 

“Intinya semua pihak seperti pemerintah, pelaku seni dan masyarakat untuk berperan aktif melestarikan kesenian tradisional dan budaya bangsa ini,” pungkasnya. (*) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

SPORT

error: Content is protected !!