Sabtu Berwarna, Terobosan Baru Rutan Salatiga Tingkatkan Kualitas Pembinaan dan Pelayanan Kepada WBP
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Melalui progam Sabtu Berwarna, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga terus berinovasi membuat terobosan baru.
Terobosan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas program pembinaan dan pelayanan kepada seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Kepala Rutan Salatiga, Andri Lesmano didampingi Humas Nuryadi mengatakan, Progam Sabtu Berwarna ini memberikan berbagai macam kegiatan dari ibadah bersama gereja, pembelajaran Al Quran, pelatihan merajut, pelaksanaan kunjungan tatap muka bersama keluarga WBP hingga layanan video call gratis.
“Salah satu bentuk pembinaan dan pelayanan, kali ini kami kembali membuat terobosan program yang dinamakan dengan ‘Sabtu Berwarna’ dari kegiatan ibadah, pelatihan merajut, pelayanan kunjungan tatap muka bersama keluarga hingga pelayanan video call gratis,”kata Andri kepada harian7.com, Sabtu (14/10/2023).
Andri menjelaskan walaupun dengan keterbatasan tempat dan sarana prasarana, tetapi sebagai komitmen memberikan pelayanan terbaik kami terus mengupayakan berbagai program pembinaan dan pelayanan terbaik bagi seluruh WBP.
“Walaupun dengan sarana prasarana yang terbatas, tetapi sebagai komitmen memberikan pelayanan terbaik kami terus mengupayakan berbagai program pembinaan dan pelayanan terbaik bagi seluruh WBP,” jelasnya.
Terlebih Rutan Salatiga saat ini dalam proses mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), untuk itu kami terus berkomitmen dengan berbagai upaya memberikan bekal positif kepada para WBP.
“Saat ini kami dalam proses mewujudkan WBK untuk itu dengan berbagai upaya kami juga berkomitmen memberikan bekal positif kepada para WBP.baik itu bekal agama maupun keterampilan yang dapat dimanfaatkan setelah mereka bebas nanti dan tentunya dengan landasan agama yang baik menjadikan mereka mempunyai akhlak yang baik dan meminimalisir pengulangan tindak pidana,” lanjutnya.
Andri menambahkan walaupun ditempat terbatas tetapi tidak ada kata malas dan terlambat untuk berubah menjadi pribadi yang baik, dengan keinginan diri dan resolusi menjadi pribadi yang baik serta dibekali dengan pembinaan keagamaan menjadikan mereka berakhlakul karimah.
“Walaupun ditempat terbatas tetapi tidak ada kata malas dan terlambat untuk berubah menjadi pribadi yang baik, dengan keinginan diri dan resolusi menjadi pribadi yang baik serta dibekali dengan pembinaan keagamaan menjadikan mereka berakhlakul karimah,” pungkas Andri.(*)
Tinggalkan Balasan