HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Eskalasi Konflik di Kongo: M23 Kuasai Goma, Ratusan Tewas dan Ribuan Terancam

GOMA | HARIAN7.COM – Setelah satu dekade bergejolak, konflik di Republik Demokratik Kongo kembali memanas. Kelompok pemberontak M23 merebut kota Goma, pusat utama di wilayah timur negara itu, dalam pertempuran yang menewaskan setidaknya 773 orang dan melukai 2.880 lainnya. Ribuan warga terpaksa mengungsi, sementara jumlah korban diperkirakan terus bertambah.

 

“Pemberontak meminta warga membersihkan jalanan, dan kemungkinan ada kuburan massal yang belum teridentifikasi,” ujar Juru Bicara Pemerintah Kongo, Patrick Muyaya, dalam konferensi pers di Kinshasa, Sabtu (1/2/2025).

Baca Juga:  Rumah Duka RSPAD Penuh Karangan Bunga, Kerabat Berduka atas Wafatnya Cagub Maluku Utara Benny Laos

Sebagian warga yang mengungsi mulai kembali ke Goma setelah M23 berjanji memulihkan layanan dasar seperti air dan listrik. Namun, kondisi kota mereka kini porak-poranda.

Baca Juga:  Darah di Tengah Kampanye – Capres Kolombia Ditembak Remaja 15 Tahun

“Saya lelah dan tidak tahu harus ke mana. Di setiap sudut, ada pelayat,” ungkap Jean Marcus (25), yang kehilangan anggota keluarganya dalam pertempuran.

Mengutip The Guardian, jalanan kota dipenuhi puing-puing senjata dan aroma darah masih menyengat. Rumah sakit kewalahan menangani korban, sementara pasokan medis semakin menipis.

Baca Juga:  Geng Motor Di Cimahi Ditangkap Usai Buat Konten Penganiayaan di Media Sosial

Kelompok M23 merupakan kekuatan paling dominan di antara lebih dari 100 kelompok bersenjata di timur Kongo, kawasan kaya mineral. Menurut laporan PBB, kelompok ini mendapat dukungan sekitar 4.000 tentara Rwanda, jauh lebih banyak dibanding 2012 saat mereka pertama kali menguasai Goma.

Baca Juga:  UAH International Super Series V Resmi Dibuka, Sekda Jateng Dorong Pembinaan Atlet Tenis Meja

Meski begitu, perlawanan dari militer Kongo terus berlanjut. Pasukan pemerintah berhasil merebut kembali beberapa desa di wilayah Kivu Selatan, seperti Sanzi, Muganzo, dan Mukwidja. Namun, posisi mereka semakin melemah setelah kehilangan ratusan prajurit dan tentara bayaran yang menyerah kepada pemberontak.

Konflik ini juga melumpuhkan operasi kemanusiaan. Sebanyak enam juta pengungsi kehilangan akses bantuan vital, sementara PBB melaporkan meningkatnya pelanggaran HAM di medan perang.

Baca Juga:  Ganesha Cup 3: Pencak Silat Bangkit, Peserta Membludak di Salatiga

M23 dituduh melakukan eksekusi kilat terhadap setidaknya 12 orang serta memaksa warga sipil menjadi tentara. Di sisi lain, pasukan pemerintah juga dituding melakukan kekerasan seksual terhadap 52 wanita di Kivu Selatan.

Direktur Mercy Corps di Kongo, Rose Tchwenko, menyatakan keprihatinannya terhadap dampak krisis ini.

Baca Juga:  Sebanyak 120 Anak Yatim - Piatu Menerima Bantuan dari DPC GRIB Jaya Kabupaten Magelang dan PAC Srumbung

“Jalur bantuan terputus. Ribuan orang kehilangan akses makanan, air, dan layanan medis,” katanya.

M23 kini mengancam akan terus bergerak menuju ibu kota Kinshasa, yang berjarak lebih dari 1.600 km ke barat. Jika pertempuran berlanjut, PBB memperingatkan bahwa situasi di Kongo dapat berkembang menjadi salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!