HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Membangun Generasi Bebas Kekerasan di Salatiga, Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Malang Gelar Edukasi Anti-Bullying di SMP N 10 Salatiga

Laporan: Muhamad Nuraeni

SALATIGA | HARIAN7.COM – Sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa terhadap bahaya bullying, mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang mengadakan kegiatan psikoedukasi di SMP N 10 Salatiga. Kegiatan yang diikuti siswa kelas 7 dan 8 ini berlangsung beberapa waktu lalu, dengan Lintang Ayu Safira, mahasiswa sekaligus pemateri, memimpin jalannya edukasi.

Baca Juga:  Terminal Tingkir & Angsa Sehati Bersholawat: Sopir Angkutan Pedesaan Tunjukkan Sisi Humanis dan Religius

Lintang menjelaskan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya angka kasus bullying di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. “Menurut data BPS Provinsi Jawa Tengah, terdapat lebih dari 2000 kasus kekerasan terhadap anak di bawah usia 18 tahun pada 2022 hingga 2023. Sementara itu, di Kota Salatiga sendiri tercatat 50 kasus bullying dalam dua tahun terakhir,” ungkap Lintang, Senin (16/12/2024).

Baca Juga:  Sebanyak 198 Mahasiswa Baru S1 Informatika UNIMUS Ikuti Masa Taaruf

Ia menambahkan, bullying dapat terjadi akibat berbagai faktor, mulai dari individu hingga lingkungan sosial. “Fenomena ini perlu dicegah dengan intervensi melalui keluarga, sekolah, dan individu. Salah satu cara yang efektif adalah dengan program psikoedukasi,” jelasnya, mengutip penelitian Fitria & Efendi (2022) dan Irwanti (2023), yang menunjukkan bahwa psikoedukasi mampu meningkatkan kesadaran siswa tentang bullying.

Baca Juga:  Wali Kota dan Forkopimda Ikut Senam Bareng di DPRD Salatiga, Robby: “Badan Sehat, Silaturahmi Terjaga”

Metode Interaktif dan Efektif

Kegiatan psikoedukasi ini disampaikan melalui metode ceramah dan tanya jawab. Materi meliputi definisi bullying, jenis-jenisnya, penyebab, dampak, dan cara menyikapinya. Selain itu, siswa diajak untuk memahami bahwa bullying berdampak negatif tidak hanya pada korban, tetapi juga pelaku dan pengamat.

“Kami juga memberikan pengetahuan tentang langkah-langkah yang bisa diambil siswa saat menghadapi atau menyaksikan bullying,” kata Lintang.

Baca Juga:  Polemik! VIP Social Bar Salatiga Buka Suara, Sindir Undangan Dadakan dan Sikap Tak Konsisten Dinas Terkait

Sebagai tolok ukur, siswa diminta menjawab pertanyaan sebelum dan sesudah materi disampaikan. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman yang signifikan, dengan jawaban siswa yang lebih eksplisit dan rinci setelah sesi edukasi.

Baca Juga:  Zonasi Dicurangi, DPRD Depok: “Saya Tidak Kaget”

“Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa semakin sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman, bebas dari bullying,” pungkas Lintang.

Baca Juga:  Pabrik Kayu di Kaliwungu Terbakar, Api Berasal dari Mesin Boiler

Dengan langkah nyata seperti ini, harapan untuk menekan angka kasus bullying semakin besar, terutama di kalangan pelajar yang menjadi generasi penerus bangsa. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!