Politik Balas Budi dan Kompromi: Kabinet Prabowo dan Loyalis Jokowi

JAKARTA | HARIAN7.COM – Dalam suasana politik yang semakin memanas jelang pelantikan, Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih membuat langkah mengejutkan dengan memberi sinyal akan menunjuk sejumlah menteri dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali menjabat dalam pemerintahannya. Langkah ini dianggap para pengamat sebagai bentuk “balas budi” atas dukungan besar yang diberikan Jokowi untuk memenangkan Prabowo dalam Pilpres 2024.

Kurang dari dua minggu menuju pelantikan, rumor seputar susunan kabinet Prabowo mulai terdengar. Sumber terpercaya menyebutkan bahwa kabinet baru ini akan terdiri dari 46 pos kementerian. Nama-nama calon menteri juga mulai bermunculan. Misalnya, Fahri Hamzah dari Partai Gelora dikabarkan akan menduduki posisi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebagaimana diungkapkan oleh Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo.

Loyalis-loyalis Jokowi lainnya juga dikabarkan masuk dalam daftar kandidat kuat. Budi Arie Setiadi, Airlangga Hartarto, Pratikno, Bahlil Lahadalia, Listyo Sigit Prabowo, dan Sanitiar Burhanuddin disebut-sebut akan turut serta mengisi jajaran kabinet Prabowo.

Isyarat dari Prabowo

Meski bocoran nama-nama calon menteri mulai beredar luas, Prabowo belum merilis susunan kabinetnya secara resmi. Dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta, Prabowo menyampaikan bahwa beberapa menteri kabinet Jokowi kemungkinan akan kembali duduk di kabinetnya. Pernyataan ini disampaikannya sehari setelah makan malam bersama Jokowi di Hutan Kota Plataran, Jakarta.

Pernyataan ini memicu spekulasi bahwa Prabowo memang sedang mengatur tempat bagi loyalis Jokowi dalam kabinetnya, sebagai bentuk penghargaan atas peran Jokowi dalam kemenangannya di Pilpres 2024. “Prabowo menyadari bantuan Jokowi dalam Pilpres, dan ini membuatnya tak bisa menghindar dari harapan adanya loyalis Jokowi dalam pemerintahannya,” kata Asrinaldi, pengamat politik dari Universitas Andalas.

Makna Balas Budi dan Kompromi

Menurut Asrinaldi, langkah ini adalah bentuk pengakuan Prabowo terhadap kontribusi Jokowi. Dengan mengangkat menteri-menteri dari kabinet sebelumnya, Prabowo diyakini akan mampu menjaga kesinambungan kebijakan dan menjamin stabilitas politik. Ia bahkan memprediksi bahwa figur seperti Listyo Sigit Prabowo dan Hadi Tjahjanto sangat mungkin kembali masuk dalam jajaran kabinet Prabowo.

Di sisi lain, Ardha Ranadireksa, peneliti Charta Politika Indonesia, melihat ini sebagai langkah strategis dalam membangun “zaken kabinet” atau kabinet profesional. Dengan mengangkat figur yang berpengalaman di pemerintahan, Prabowo ingin memastikan adanya kesinambungan kebijakan dari pemerintahan Jokowi ke pemerintahan barunya. Ardha juga menilai langkah ini berfungsi untuk mengatasi isu kerenggangan antara Prabowo dengan Jokowi yang sempat terdengar akhir-akhir ini.

Beberapa loyalis Jokowi yang berpotensi dipilih Prabowo adalah tokoh-tokoh yang dikenal dekat dengannya, seperti Bahlil Lahadalia yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar dan Pratikno. Nama lain seperti Abdullah Azwar Anas, yang saat ini menjabat Menteri PAN-RB dan dekat dengan Jokowi, juga dianggap layak untuk memperkuat kabinet Prabowo.

Dengan begitu, kabinet Prabowo nantinya diprediksi akan berisi kombinasi antara loyalis Jokowi dan figur profesional yang sudah berpengalaman. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan-kebijakan penting dari pemerintahan Jokowi tetap terjaga dan berlanjut dengan mulus di era baru pemerintahan Prabowo.(Yuanta)