Unnes Adakan Sosialisasi Pemanfaatan Mesin Pemotong Rumput Pakan Ternak di PSGB Gunungpati Semarang
![]() |
Tim pengabdian masyarakat Unnes saat foto bersama di pondok pesantren sunan gunungjati ba’alawi Gunungpati Semarang.
|
Oleh : Niken Subekti Biologi FMIPA Unnes
SEMARANG – Tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) adakan sosialisasi pemanfaatan mesin pemotong rumput pakan ternak sistem independent di Pondok Pesantren Sunan Gunungjati Ba’alawi (PSGB) Gunungpati, Semarang, Kamis (18/7/2024).
Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pakan dan pendapatan ekonomi peternak dan Masyarakat sekitar pondok pesantren.
Pengabdian ini dilakukan oleh Tim UNNES yang beranggotakan Prof. Dr. Niken Subekti, S.Si, M.Si (Jurusan Biologi) Sonika Maulana, S.Pd, M.Eng (Jurusan Teknik Mesin), Rifa’atunnnisa, S.Hut, M.Si, Ph.D (Jurusan Ilmu Lingkungan), Prof. Dr Juhadi, M.Si (Jurusan Geografi), Fahrur Rozy, S.Pd, M.Pd, Ph.D (Jurusan Ekonomi) dibantu oleh Staf Heri Setyanto, S.Kom, dan 3 mahasiswa aktif dari Prodi Biologi dan Teknik Mesin.
Mitra pengabdian ini adalah UMKM Peternak di Masyarakat sekitar Pondok Pesantren. Tim pelaksana pengabdian ini dibiayai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang dengan No kontrak (DPA) LPPM UNNES Nomor DPA : DPA 023.17.2.690645/2024.10.
Adanya peternak dengan pengolakan pakan hijaun secara konvensional tanpa adanya teknologi akan mengurangi efisiensi dalam pemberian pakan ternak, selain itu juga tanpa menggunakan teknologi mesin pencacah pakan akan dihasilkan kualitas pakan yang kurang maksimal.
Transformasi teknologi dapat dikembangkan di wilayah Pondok Pesantren PSGB, Gunungpati Semarang, antara lain meningkatkan kualitas pakan ternak menggunakan teknologi pembuatan mesin pencacah rumput, hilirisasi hasil penelitian dari Tim pengabdian UNNES.
Prof. Dr. Niken Subekti, S.Si, M.Si mengatakan, berbekal dari biologi pakan hijauan dari lingkungan pondok pesantren.
“Jadi dari pemikiran kami seorang biolog rumput merupakan pakan hijauan yang luar biasa manfaatnya untuk ternak. Kami memanfaatkan teknologi mesin pencacah rumput sebagai pengolah pakan ternak yang berkualitas lebih tinggi,” kata Prof. Dr. Niken Subekti, S.Si, M.Si.
Menemukan ketidak maksimalan produksi pakan ternak, kata Niken, menjadi sebuah tantangan bagi pihaknya.
“Kami dari akademisi ada tantangan untuk bisa memberikan solusi problematika Masyarakat peternak,” ujarnya.
Berdasarkan hasil riset dilakukan lanjutnya, untuk bisa mengolah rumput hijauan agar lebih berkualitas menurut jenisnya.
“Ada ide bagaimana cara memberikan edukasi kepada masyarakat peternak hasil riset telah dilakukan untuk masing-masing rumput dibedakan,” ucapannya.
Berbagai macam jenis rumput hijauan sudah ada dan analisis hasilnya telah tersedia di publikasi dalam jurnal adimas https://journal.unnes.ac.id/journals/abdimas/article/view/6561/890 untuk bisa dibaca oleh masyarakat.
Dari hasil riset itu, pihaknya sempat memperbandingkan analisis kimia dari kandungan rumput hijauan disekitar lingkungan pondok pesantren, dengan uji karbohidrat, lemak, dan protein untuk pakan ternak yang berkualitas.
Disitulah, pihaknya menemukan bahwa rumput gajah paling banyak digunakan oleh peternak dan lebih baik kualitasnya dibandingkan dengan jenis rumput lainnya
“Kami telah menguji pakan hijauan yang berasal dari rumput gajah di sekitar PSGB memiliki kandungan kimia yang sesuai dengan standart SNI pakan hijauan, jadi lebih aman untuk dikonsumsi oleh ternak,” ungkapnya.
Dengan penemuan itu, dia mengatakan untuk bisa segera memberikan edukasi terkait pentingnya pengelolahan pakan hijauan lebih baik.
“Masyarakat kita belum ada edukasi tentang itu, bagaimana memanfaatkan rumput hijauan menjadi lebih baik untuk pakan ternak,” jelasnya.
Tak hanya itu, pihaknya menyarankan untuk penggunaan mesin pencacah rumput untuk pengolahan pakan ternak.
Mesin grandling ini untuk meningkatkan kualitas biji kopi dan meningkatkan pendapatan petani kopi.
“Menggunakan mesin pencacah rumput, makan penggunaan pakan ternak ini menjadi lebih berkualitas dan efisien,” tuturnya.
Teknologi pembuatan mesin pencacah rumput untuk pengelolaan rumput sebagai pakan ternak di wilayah kecamatan Gunungpati Semarang sangat dibutuhkan untuk mendukung peningkatan kualitas pakan sehingga akan meningkatan efisiensi pakan ditingkat peternak.
Disamping itu diperlukan pengembangan sumber daya manusia yang baik dalam hal ini adalah peternak sapi dan kambing yang memahami teknik pengolahan pakan di lingkungan pondok pesantren dan di wilayah Gunungpati, Semarang
Teknologi pengelolaan pakan ternak, menjadikan pakan hijauan lebih efisien dan kualitas lebih baik, merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan pendapatan peternak, karena pakan hijauan menjadi potongan yang bersih, sehat, dan aman, jika dibandingkan dengan pengolahan pakan secara konvensional.
Potongan pakan hijauan menjadi lebih mudah dimakan oleh ternak, dan juga tahan terhadap kerusakan oleh organisme perusak (bakteri dan jamur).
Penguasaan terhadap teknologi pembuatan mesin pencacah rumput merupakan langkah yang sangat strategis dalam rangka menunjang peningkatan kualitas pakan ternak.
Pembuatan mesin pencacah rumput untuk pengolahan pakan ternak, merupakan teknologi inovasi baru hilirisasi produk hasil penelitian tim pengabdian UNNES menghasilkan produk mesin pembuatan mesin pencacah rumput.
Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode berbasis kelompok, secara komprehensif.
Program ini akan mendampingi seluruh aspek mulai dari keterampilan sumber daya manusia untuk mengaplikasikan mesin pencacah rumput, pembuatan pakan ternak, sosialisasi penggunaan mesin pencacah rumput, menguatkan kelompok dengan mengoptimalkan potensi lokal.
Dengan adanya kegiatan ini, ketua kelompok ternak di PSGB, Gunungpati Semarang, Achmad Arwani, S.HI menyambut baik.
Dia merasa pihaknya cukup terbantu dengan inovasi ataupun masukan yang diberikan oleh tim Tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES).
“Apresiasi kami bagus, untuk hasilnya nanti bisa dicoba dan bisa bermanfaat anggota kami ataupun peternak sapi dan kambing yang lain di Jawa Tengah ini,” kata Achmad Arwani, S.HI usai menghadiri acara sosialisasi dengan Tim Pengabdian Masyarakat UNNES.
Ia berharap pengabdian seperti ini sering dilakukan guna mendorong pihaknya lebih bisa maju dan tetap berinovasi dengan baik.
“Membuat kami lebih bisa memberikan semangat ke kami agar jangan bosan untuk para akademisi membantu kami pondok pesantren dan peternak bisa menjadi penopang ekonomi yang bisa solid untuk saat ini,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan