HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Truk Tanah Kuasai Jalan Curug! Warga Jadi Korban Debu dan Lumpur, Pemerintah Dinilai “Cuek”

DEPOK | HARIAN7.COM – Di balik deru pembangunan yang digembar-gemborkan pemerintah, warga Curug justru menanggung akibatnya. Jalan Raya Curug kini lebih mirip lintasan tambang daripada jalur publik. Tanah berceceran, debu mengepul, dan truk-truk pengangkut tanah melintas tanpa kendali.

Warga tak lagi sekadar mengeluh — mereka menjerit karena setiap hari harus berhadapan dengan risiko kecelakaan, udara kotor, dan lingkungan berantakan.

Ketua P3C Curug, Jarot, menyebut kondisi ini sudah di luar batas toleransi. Ia menilai pengawasan dari pemerintah nyaris tidak terlihat.

“Truk lewat seenaknya, jalan penuh tanah, debu tebal sampai bikin sesak napas. Ini bukan jalan tambang, ini jalan warga! Tapi kok dibiarkan terus begini?” ujar Jarot dengan nada kesal.

Baca Juga:  Sambut Hut ke 14, Partai Nasdem Kota Depok Berbagi Kebahagian di Panti Asuhan 

Menurutnya, banyak warga yang mengeluh karena jalan menjadi licin saat hujan dan berdebu saat panas. Bahkan beberapa pengendara motor sudah nyaris celaka akibat kondisi jalan yang tak terurus.

“Kalau ada kecelakaan baru mau sibuk cari siapa yang salah? Pemerintah dan pengembang seolah tutup mata,” tambahnya.

Mengenai janji pengembang, Jarot menerangkan, aksi nihil
Masalah jalan kotor akibat truk tanah bukan hal baru di Curug. Sudah berkali-kali warga menuntut penertiban, tapi hasilnya nihil.

Baca Juga:  Di Nilai Hina Pesantren dan Kiai, KPI Jatuhkan Sanksi, Berikut Penjelasannya

Ketua LPM Curug, Herman, mengakui pihak kelurahan bersama LPM sudah menegur pengembang agar menjaga kebersihan jalan. Namun, janji yang disampaikan di ruang rapat sering kali tak tampak di lapangan.

“Kami sudah ingatkan pengembang, dan katanya siap menjaga kebersihan. Tapi sampai sekarang jalan tetap kotor, keluhan warga terus masuk. Semua kami tampung, tapi tindakan nyata belum terasa,” kata Herman.

Kritik Tajam untuk Pemerintah
Pengamat lingkungan menilai kasus di Curug ini mencerminkan lemahnya pengawasan terhadap kegiatan proyek yang berdampak langsung pada warga. Pemerintah seharusnya tidak hanya mengandalkan laporan, tapi turun langsung dan bertindak tegas.

Baca Juga:  Gelar Rapat Tertutup BKD Pastikan Kasus TR Terus Berjalan 

Jarot menegaskan, masyarakat tidak menolak pembangunan, tetapi menolak kesewenang-wenangan yang mengorbankan kenyamanan publik.

“Kami dukung pembangunan, tapi jangan jadikan warga korban. Masa truk lewat tiap hari, debu tebal, dan tidak ada tindakan apa pun? Ini bukan kemajuan, ini pembiaran,” ujarnya.

Kini warga berharap pemerintah tidak sekadar membuat imbauan, tapi mengambil langkah konkret, mulai dari pembersihan jalan rutin, penyiraman debu, hingga penindakan truk-truk yang melanggar aturan.

Sebab bagi warga Curug, pembangunanseharusnya membawa kesejahteraan, bukan tumpukan tanah dan napas berdebu. (yopi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!