Dari Coretan Jadi Karya: Saung Kelir Ajak Anak Bermain Warna dan Garis
Laporan: Muhamad Nuraeni
Belajar warna, garis, dan ekspresi lewat kuas kecil di tangan mungil
SALATIGA | HARIAN7.COM – Tawa riang anak-anak memecah keheningan pagi di Saung Kelir milik pelukis difabel Sabar Subadri, Rabu (8/10/2025). Sebanyak 30 anak duduk berderet di depan kanvas kecil, memegang kuas dua buah, siap bermain dengan warna.
Kegiatan dimulai dengan pengenalan warna. Anak-anak mencelupkan kuas ke wadah cat air, lalu menyapukannya di kanvas bergambar kucing dan bunga. “Anak-anak diberi kebebasan untuk mengekspresikan di kanvas. Mulai warna dan gambarnya,” tutur Sabar Subadri, yang dikenal sebagai pelukis dengan kaki sekaligus anggota Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA).
Menurut Sabar, anak-anak yang ikut kegiatan ini berusia antara empat hingga lima tahun. Di usia itu, katanya, mereka masih dalam tahap belajar mengenali bentuk, warna, dan cara memegang kuas. “Mereka diajari untuk memegang kuas, mengenali warna dan juga garis dalam melukis,” ujarnya.
Sabar menilai, melukis sejak dini bukan sekadar bermain warna. Lebih dari itu, kegiatan ini menumbuhkan fokus, kreativitas, dan imajinasi anak. “Manfaatnya yang paling utama adalah fokus. Anak-anak belajar untuk berkonsentrasi pada garis dan warna,” jelasnya.
Anak-anak yang hadir berasal dari PAUD Hope Kids Salatiga. Mereka diundang ke saung Sabar untuk menghadiri pembukaan pameran mini karya salah satu murid mereka, Libi. Lukisan-lukisan Libi terpajang di dinding saung, menjadi inspirasi bagi teman-temannya.
“Teman-teman Libi ini setelah melihat karyanya, diharapkan bisa termotivasi untuk melukis juga. Siapa tahu dari bermain garis dan warna, mereka bisa menemukan bakatnya,” kata Sabar.
Ia menambahkan, kegiatan seperti ini juga menjadi alternatif positif di tengah maraknya penggunaan gawai pada anak-anak. “Harapannya, anak-anak tidak terpaku pada telepon genggam, tapi bisa menyalurkan energinya untuk hal yang lebih kreatif,” ujarnya.
Di akhir kegiatan, kanvas kecil berwarna-warni berjejer di meja panjang. Setiap sapuan kuas menceritakan imajinasi yang tumbuh tentang kucing, bunga, dan dunia anak-anak yang penuh warna.(*)
Tinggalkan Balasan